Bangka Barat  (Antaranews Babel) - Kelompok pembudi daya lele Senawar Lestari, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membutuhkan bantuan mesin pembuat pakan guna mengembangkan usaha mereka.

"Saat ini jumlah produksi pelet masih terbatas dan hanya cukup untuk melayani sebagian kebutuhan pakan ikan anggota kelompok karena hanya menggunakan alat pakan sederhana," kata petugas penyuluh perikanan Kecamatan Tempilang, Andi saat dihubungi dari Muntok, Senin.

Menurut dia, jika kelompok budi daya ikan air tawar tersebut memiliki mesin pembuat pakan yang lebih besar diyakini ke depan seluruh kebutuhan pakan kelompok akan terpenuhi dan tidak perlu membeli pakan industri yang harganya mahal.

"Tahun lalu sudah kami bantu ajukan proposal bantuan alat pakan ke pemerintah, kami berharap tahun ini bisa direalisasikan untuk memotivasi anggota kelompok agar semakin serius menggeluti usaha prospektif itu," kata dia.

Ia menjelaskan, usaha pembuatan pakan ikan oleh anggota kelompok budi daya lele Senawar Lestari dimulai sekitar dua tahun lalu untuk menyiasati semakin mahalnya harga pakan ikan industri.

Sebagai modal usaha awal, anggota kelompok membeli mesin sederhana kapasitas kecil dengan harga sekitar Rp2.000.000 dan memanfaatkan bahan baku berupa ikan rucah yang banyak dijual nelayan di daerah itu.

"Modal bahan baku pembuatan pakan berupa ikan rucah, tepung dedak dan lainnya hanya sekitar Rp6.500 per kilogram sedangkan harga pakan industri di pasar rata-rata Rp12.000 per kilogram," katanya.

Dengan adanya bantuan mesin pakan kapasitas lebih besar diharapkan akan membantu kelompok tersebut swadaya pakan mandiri seiring semakin meningkatnya kebutuhan pakan karena jumlah lele yang dipelihara meningkat.

Kami berharap permintaan bantuan alat dan mesin yang diajukan kelompok bisa direalisasikan sehingga ke depan produksi semakin meningkat dan bisa dimulai untuk memasarkan produk ke kelompok lain," kata dia.

 

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018