Jakarta (Antaranews Babel) - Menteri Pariwisata Arief Yahya memastikan para penumpang yang terdampak oleh penutupan Bandara Ngurah Rai akan diantar ke Bandara Djuanda, Surabaya dan Pelabuhan Padang Bai menggunakan transportasi darat secara gratis.
"Hari ini sudah diberangkatkan ke Djuanda dan Padang Bai, semuanya gratis," kata Arief saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat.
Arief menjelaskan solusi ini merupakan salah satu mitigasi yang disiapkan oleh pemerintah agar tidak menganggu kenyamanan para wisatawan, yang sedang dan akan berangkat dari Bali, meski sedang terjadi erupsi Gunung Agung.
Ia menambahkan solusi lainnya adalah berkoordinasi dengan asosiasi perhotelan setempat untuk menggratiskan dan memberikan diskon biaya hotel bagi wisatawan yang sudah mengakhiri masa liburannya dan tidak bisa meninggalkan Bali.
"Kalau mau pulang digratiskan satu hari, dan hari-hari berikutnya, diberikan diskon sesuai harga pada saat itu, biasanya sesuai konsensusnya diberikan diskon sebesar 40 persen-50 persen," kata Arief.
Berdasarkan perkiraan awal, terdapat 160 ribu wisatawan yang mengalami penundaan keberangkatan dan kedatangan, dari dan menuju Bali, selama periode masa erupsi Gunung Agung dan penutupan Bandara Ngurah Rai.
"Kalau jumlah kedatangan dan keberangkatan 40 ribu sehari, total 160 ribu yang 'stranded' dan tertunda keberangkatannya," kata Arief.
Arief juga belum bisa memberikan potensi kerugian dari erupsi Gunung Agung kali ini, meski pada periode erupsi September 2017-Maret 2018, terdapat pengurangan jumlah kedatangan wisatawan ke Bali hingga satu juta orang.
Sebelumnya, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai resmi ditutup sejak Jumat pukul 03.00 WITA hingga 19.00 WITA menyusul hembusan Gunung Agung yang terus menerus mengeluarkan asap dan abu vulkanik.
Beberapa penerbangan yang dibatalkan, baik keberangkatan maupun kedatangan sebanyak 48 penerbangan dengan 8.334 penumpang, diantaranya penerbangan internasional sebanyak 38 penerbangan dengan 6.611 penumpang dan penerbangan domestik 10 penerbangan dengan 1.723 penumpang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Hari ini sudah diberangkatkan ke Djuanda dan Padang Bai, semuanya gratis," kata Arief saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat.
Arief menjelaskan solusi ini merupakan salah satu mitigasi yang disiapkan oleh pemerintah agar tidak menganggu kenyamanan para wisatawan, yang sedang dan akan berangkat dari Bali, meski sedang terjadi erupsi Gunung Agung.
Ia menambahkan solusi lainnya adalah berkoordinasi dengan asosiasi perhotelan setempat untuk menggratiskan dan memberikan diskon biaya hotel bagi wisatawan yang sudah mengakhiri masa liburannya dan tidak bisa meninggalkan Bali.
"Kalau mau pulang digratiskan satu hari, dan hari-hari berikutnya, diberikan diskon sesuai harga pada saat itu, biasanya sesuai konsensusnya diberikan diskon sebesar 40 persen-50 persen," kata Arief.
Berdasarkan perkiraan awal, terdapat 160 ribu wisatawan yang mengalami penundaan keberangkatan dan kedatangan, dari dan menuju Bali, selama periode masa erupsi Gunung Agung dan penutupan Bandara Ngurah Rai.
"Kalau jumlah kedatangan dan keberangkatan 40 ribu sehari, total 160 ribu yang 'stranded' dan tertunda keberangkatannya," kata Arief.
Arief juga belum bisa memberikan potensi kerugian dari erupsi Gunung Agung kali ini, meski pada periode erupsi September 2017-Maret 2018, terdapat pengurangan jumlah kedatangan wisatawan ke Bali hingga satu juta orang.
Sebelumnya, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai resmi ditutup sejak Jumat pukul 03.00 WITA hingga 19.00 WITA menyusul hembusan Gunung Agung yang terus menerus mengeluarkan asap dan abu vulkanik.
Beberapa penerbangan yang dibatalkan, baik keberangkatan maupun kedatangan sebanyak 48 penerbangan dengan 8.334 penumpang, diantaranya penerbangan internasional sebanyak 38 penerbangan dengan 6.611 penumpang dan penerbangan domestik 10 penerbangan dengan 1.723 penumpang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018