Karanganyar (Antaranews Babel) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengawali proses peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Majlis Tafsir Al Quran (MTA) di Dusun Tunggul Sari, Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jateng, Minggu.
Presiden Jokowi didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Mensesneg Pratikno, Pimpinan Pusat MTA Al Ustadz Ahmad Sukina, dan juga hadir Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Wuryanto, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono, serta belasan ribu jamaah MTA dari berbagai daerah memadati lokasi rencana pembangunan Ponpes MTA di Desa Pojok itu.
Pimpinan Pusat MTA Al Ustadz Ahmad Sukina mengatakan Ponpes MTA tersebut akan dibangun di lahan seluas kurang lebih 10 hektare. Proses pembangunan akan dilakukan secara bertahap, dan diperkirakan menghabiskan total dana sekitar Rp50 miliar. Pada tahap pertama prioritas pembangunan meliputi fasilitas utama ponpes yakni masjid, asrama dan sekolah.
"Ketiganya ditargetkan rampung selama delapan bulan. Pembangunan Ponpes MTA ini, menggunakan dana dari warga MTA, simpatisan dan penyandang dana yang tidak terikat," kata Sukina.
Sukina berharap pada tahun pelajaran 2019-2020 siap menerima santri angkatan pertama maksimal 100 santri putra, mereka ditempatkan di tiga kelas. Ponpes MTA akan menerapkan sistem Kuliyatul Mu'alimin Al Islamiyyah (KMI) atau setara Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan masa pendidikan selama enam tahun.
Menurut dia, di dalam memberikan materi pendidikan umum dan diniyah. Ponpes MTA juga memiliki program khusus menghafal Al Quran (tahfidz). Saat ini sumber daya manusia (SDM) untuk tenaga pengajar di ponpes telah siap. Mereka adalah warga MTA lulusan berbagai ponpes.
Dia mengatakan dengan didirikannya ponpes MTA tersebut diharapkan regenerasi dakwah Islam khususnya Majlis Tafsir Al Quran dapat berjalan dengan baik. Dakwah ini tidak boleh putus, harus sambung menyambung sebagai wujud kontribusi positif dari MTA untuk bangsa dan negara dalam bidang pembangunan mental dan moral masyarakat.
Menyinggung soal peresmian Asrama Putri SMA MTA, Sukina menjelaskan, asrama di Semanggi, Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Keberadaan asrama putri baru tersebut diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan siswi SMA MTA sehingga mampu meningkatkan prestasi akademik dan ibadah.
"Kami sudah mempunyai asrama putri, tetapi belum representatif. Sekarang sudah ada asrama putri baru, harapannya siswi SMA MTA dapat lebih giat dalam belajar, lebih baik dalam beribadah," katanya.
Sukina mengatakan pihaknya banyak mengucapkan terima kasih kehadiran Bapak Presiden dalam acara peletakan batu pertama dan ikut andil dalam pembangunan Ponpes MTA berupa satu unit asrama dengan tiga lantai serta bantuan dana.
Sementara Presiden dalam kesempatan tersebut didampingi Ustadz Sukina melakukan prosesi peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan Ponpes MTA di Desa Pojok Mojogedang Karanganyar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
Presiden Jokowi didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Mensesneg Pratikno, Pimpinan Pusat MTA Al Ustadz Ahmad Sukina, dan juga hadir Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Wuryanto, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono, serta belasan ribu jamaah MTA dari berbagai daerah memadati lokasi rencana pembangunan Ponpes MTA di Desa Pojok itu.
Pimpinan Pusat MTA Al Ustadz Ahmad Sukina mengatakan Ponpes MTA tersebut akan dibangun di lahan seluas kurang lebih 10 hektare. Proses pembangunan akan dilakukan secara bertahap, dan diperkirakan menghabiskan total dana sekitar Rp50 miliar. Pada tahap pertama prioritas pembangunan meliputi fasilitas utama ponpes yakni masjid, asrama dan sekolah.
"Ketiganya ditargetkan rampung selama delapan bulan. Pembangunan Ponpes MTA ini, menggunakan dana dari warga MTA, simpatisan dan penyandang dana yang tidak terikat," kata Sukina.
Sukina berharap pada tahun pelajaran 2019-2020 siap menerima santri angkatan pertama maksimal 100 santri putra, mereka ditempatkan di tiga kelas. Ponpes MTA akan menerapkan sistem Kuliyatul Mu'alimin Al Islamiyyah (KMI) atau setara Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan masa pendidikan selama enam tahun.
Menurut dia, di dalam memberikan materi pendidikan umum dan diniyah. Ponpes MTA juga memiliki program khusus menghafal Al Quran (tahfidz). Saat ini sumber daya manusia (SDM) untuk tenaga pengajar di ponpes telah siap. Mereka adalah warga MTA lulusan berbagai ponpes.
Dia mengatakan dengan didirikannya ponpes MTA tersebut diharapkan regenerasi dakwah Islam khususnya Majlis Tafsir Al Quran dapat berjalan dengan baik. Dakwah ini tidak boleh putus, harus sambung menyambung sebagai wujud kontribusi positif dari MTA untuk bangsa dan negara dalam bidang pembangunan mental dan moral masyarakat.
Menyinggung soal peresmian Asrama Putri SMA MTA, Sukina menjelaskan, asrama di Semanggi, Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Keberadaan asrama putri baru tersebut diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan siswi SMA MTA sehingga mampu meningkatkan prestasi akademik dan ibadah.
"Kami sudah mempunyai asrama putri, tetapi belum representatif. Sekarang sudah ada asrama putri baru, harapannya siswi SMA MTA dapat lebih giat dalam belajar, lebih baik dalam beribadah," katanya.
Sukina mengatakan pihaknya banyak mengucapkan terima kasih kehadiran Bapak Presiden dalam acara peletakan batu pertama dan ikut andil dalam pembangunan Ponpes MTA berupa satu unit asrama dengan tiga lantai serta bantuan dana.
Sementara Presiden dalam kesempatan tersebut didampingi Ustadz Sukina melakukan prosesi peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan Ponpes MTA di Desa Pojok Mojogedang Karanganyar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018