Pangkalpinang (Antara Babel) - Calon anggota legislatif (caleg) perempuan dinilai lebih peka dalam mengambil suatu kebijakan karena mereka lebih mengutamakan naluri keibuannya.

"Caleg perempuan lebih mengutamakan hati nurani dalam berfikir dan memutuskan sesuatu," kata Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak (BPPKBPA) Provinsi Bangka Belitung (Babel), Syafitri di Pangkalpinang, Sabtu.

Menurut dia, dalam mengambil suatu kebijakan kaum perempuan di parlemen diyakini akan jauh lebih teliti, tidak tergesa-gesa dan penuh dengan pertimbangan.

"Selama ini memang peraturan yang dilahirkan dari kaum perempuan masih minim karena keterwakilan mereka di parlemen juga masih belum memadai dan itu harus terus ditingkatkan sehingga akan meningkatkan produk hukum atau peraturan yang membela kepentingan perempuan," ujarnya.

Untuk itu, menurut dia, para caleg perempuan pada Pemilu Legislatif 9 April 2014 diharapkan bersatu dan saling mendukung satu sama lain.

"Selama ini caleg perempuan dalam bersaing cenderung saling menjatuhkan dan berpolitik secara tidak sehat, sehingga kondisi ini dimanfaatkan caleg laki-laki untuk mendapatkan suara masyarakat," ujarnya.

Anggota Komisi II DPRD Provinsi Bangka Belitung Sri Subekti Mulyaningsih menyatakan, perempuan harus berani berpolitik dan memosisikan diri karena banyak sekali permasalahan perempuan yang harus diperjuangkan.

"Kami berharap perempuan jangan mau hanya jadi pelengkap kuota 30 persen," ujarnya.

Menurut dia, berpolitik adalah pengabdian dan perjuangan, sehingga perempuan harus benar-benar mempunyai program yang jelas dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya kaum perempuan.

"Selama ini kuota 30 persen keterwakilan sering dianggap sebagai beban bagi partai politik. Kini seharusnya perempuan punya keberanian untuk tampil di depan publik, harus berani menyuarakan serta mengkritisi kondisi sosial ekonomi politik di daerah ini," ujarnya.

Pewarta: Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014