Pangkalpinang (Antaranews Babel) - BPBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan Babel membutuhkan waduk skala besar untuk mengolah air payau menjadi tawar dalam mengatasi krisis air bersih selama musim kemarau.

"Kami tidak memiliki sumber air tanah, sehingga potensi kekeringan  sangat tinggi terutama Kota Pangkalpiang," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan Babel merupakan provinsi kepulauan yang dikelilingi laut dan hanya mengandalkan hujan atau tadah hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.

"Ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah dalam mengatasi kekeringan dan krisis air bersih selama musim kemarau," ujarnya.

Menurut dia selama musim kemarau ini, beberapa daerah sudah mengalami kekeringan, karena sumur dan lubang bekas penambangan bijih timah sudah mengering.

"Krisis air ini jelas bisa menimbulkan berbagai masalah sosial, kesehatan dan perekonomian masyarakat," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya telah menyiagakan dua unit mobil tengki untuk membantu masyarakat di daerah krisis air bersih selama musim kemarau ini.

"Saat ini masyarakat di beberapa kelurahan, desa di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka sudah mengalami kekeringan. Mereka terpaksa menggunakan air bekas tambang timah yang tidak layak untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum, memasak, mandi dan lainnya," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018