Jakarta (Antaranews Babel) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menegaskan partainya tetap berpegang teguh pada hasil ijtima ulama yang merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai capres serta Salim Segaf Al Jufri dan Ustad Abdul Somad (UAS) sebagai cawapres.
"Yang menjadi pegangan kami adalah keputusan Majelis Syuro sebelumnya dan rekomendasi ijtima ulama," kata Sohibul Iman saat jumpa pers usai menggelar Musyawarah Istimewa Majelis Syuro PKS di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa malam.
Hasil musyawarah Majelis Syuro sebelumnya memutuskan ada sembilan nama kader PKS yang siap maju sebagai capres dan cawapres pada Pilpres 2019, di antaranya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, dan mantan Menkominfo Tifatul Sembiring.
"Keputusan Majelis Syuro sebelumnya dan keputusan ijtima ulama itu menjadi pegangan kami. Ini berarti bahwa keputusan sembilan nama (Cawapres PKS) itu tidak mati, dia tetap hidup, tetapi kami juga tidak tahu perkembangan berikutnya," katanya.
Hasil musyawarah majelis syuro juga menegaskan Salim Segaf yang merupakan Ketua Majelis Syuro PKS itu tidak akan mundur dari posisi cawapres PKS.
"Karena ini keputusan institusi maka tidak ada tempatnya Salim Segaf mundur karena dia sudah mendapat mandat," tegas Sohibul.
PKS juga menegaskan partainya tetap akan mengedepankan hasil rekomendasi ulama yang mencalonkan Salim dan Abdul Somad.
"Kami dukung dua-duanya siapa pun itu masuk dalam koridor. Namun, untuk mundur bukan konteksnya. Ini keputusan institusi," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut Sohibul juga menepis berbagai isu atau wacana adanya komunikasi antara orang-orang di pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla dengan PKS.
Menurut Sohibul, PKS bersama Gerindra secara de facto sudah menjalin kerja sama.
Kendati demikian, kerja sama tersebut harus dituangkan secara de jure dengan mempertimbangkan hasil rapat Majelis Syuro PKS yang sudah mengusulkan sejumlah nama untuk mendampingi Prabowo pada Pilpres 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Yang menjadi pegangan kami adalah keputusan Majelis Syuro sebelumnya dan rekomendasi ijtima ulama," kata Sohibul Iman saat jumpa pers usai menggelar Musyawarah Istimewa Majelis Syuro PKS di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa malam.
Hasil musyawarah Majelis Syuro sebelumnya memutuskan ada sembilan nama kader PKS yang siap maju sebagai capres dan cawapres pada Pilpres 2019, di antaranya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, dan mantan Menkominfo Tifatul Sembiring.
"Keputusan Majelis Syuro sebelumnya dan keputusan ijtima ulama itu menjadi pegangan kami. Ini berarti bahwa keputusan sembilan nama (Cawapres PKS) itu tidak mati, dia tetap hidup, tetapi kami juga tidak tahu perkembangan berikutnya," katanya.
Hasil musyawarah majelis syuro juga menegaskan Salim Segaf yang merupakan Ketua Majelis Syuro PKS itu tidak akan mundur dari posisi cawapres PKS.
"Karena ini keputusan institusi maka tidak ada tempatnya Salim Segaf mundur karena dia sudah mendapat mandat," tegas Sohibul.
PKS juga menegaskan partainya tetap akan mengedepankan hasil rekomendasi ulama yang mencalonkan Salim dan Abdul Somad.
"Kami dukung dua-duanya siapa pun itu masuk dalam koridor. Namun, untuk mundur bukan konteksnya. Ini keputusan institusi," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut Sohibul juga menepis berbagai isu atau wacana adanya komunikasi antara orang-orang di pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla dengan PKS.
Menurut Sohibul, PKS bersama Gerindra secara de facto sudah menjalin kerja sama.
Kendati demikian, kerja sama tersebut harus dituangkan secara de jure dengan mempertimbangkan hasil rapat Majelis Syuro PKS yang sudah mengusulkan sejumlah nama untuk mendampingi Prabowo pada Pilpres 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018