Kian Kuat Teori Kerusakan Mesin Pada MH370

Senin, 24 Maret 2014 12:42 WIB

Kuala Lumpur (Antara Babel) - Pihak berwenang menyiarkan detail baru yang memberikan gambaran berbeda mengenai apa yang telah terjadi pada kokpit pesawat Malaysia Airlines MH370.

Penjejakkan oleh radar militer menunjukkan bahwa pesawat itu mengubah ketinggian setelah berbelok tajam di atas Laut China Selatan menuju Selat Malaka, kata seorang sumber yang dekat ke penyelidikan pesawat hilang tersebut kepada CNN.

Pesawat itu terbang sampai serendah 12.000 kaki sebelum hilang dari pantauan radar, kata sumber tadi. Pembelokan secara tajam itu sepertinya disengaja, tambah dia.

Kepada CNN dia berkata bahwa area di mana pesawat itu terbang adalah koridor yang sibuk dengan penerbangan dan terbang pada ketinggian 12.000 kaki membuat jet itu menghindari jalur sibuk tersebut (guna menghindari tabrakan pesawat).

Sebelumnya pemerintah Malaysia mengungkapkan transmisi terakhir dari pesawat hilang itu menunjukkan pesawat tengah menuju Beijing.

Pengungkapan ini memupus teori bahwa seseorang telah mereprogram rute terbang pesawat sebelum co-pilot terakhir kalinya terpantau menara pengawas pesawat.

Ini juga mengurangi, kendati bukan menghilangkan sama sekali, kecurigaan terjadi kesalahan oleh manusia di dalam pesawat itu.

Detail terbaru ini memberikan banyak pandangan baru mengenai apa yang telah terjadi dalam pesawat itu, namun tidak menjelaskan mengapa pesawat tersebut hilang atau di mana pesawat tersebut berada.

Para analis sendiri terbelah dalam menafsirkan informasi baru ini.

Beberapa menilainya sebagai petunjuk bahwa kerusakan mesin membuat pesawat tiba-tiba mengubah arah, sedangkan yang lainnya mengatakan masih terlalu banyak hal yang tak diketahui sehingga tak bisa memumpus kemungkinan-kemungkinan yang ada.

Beberapa waktu lalu pakar dirgantara yang juga mantan presiden Indonesia, BJ Habibie, juga menganalisis bahwa pesawat itu mungkin mengalami kerusakan mesin yang mengantarkan pesawat itu menghadapi masalah yang berujung fatal pada pesawat tersebut.

Namun analis penerbangan CNN Miles O'Brien menyebut informasi terakhir itu telah mengubah teori dan spekulasi pesawat tersebut.

"Kini kita tak punya bukti bahwa awak telah melakukan satu kesalahan pun," kata dia. "Dan faktanya kini kita mesti melangkah dengan asumsi dasar bahwa sesuatu telah terjadi pada pesawat itu begitu mereka bilang 'selamat malam'".

Jika krisis dalam kabin pesawat menyebabkan pesawat kehilangan tekanan, kata dia, maka pilot bisa dengan sengaja memilih menerbangkan pesawat ke ketinggian rendah untuk menyelamatkan penumpang pesawat.

"Anda ingin turun pada ketinggian 10.000 kaki, karena itulah saat Anda tak perlu mengkhawatirkan tekanan udara (pressurization). Anda menjadi memiliki cukup udara dalam atmosfer yang secara alamiah membuat semua orang (dalam pesawat) hidup," kata dia.

"Jadi (itu adalah) bagian dari prosedur untuk dekompresi (pengurangan tekanan udara) secara tiba-tiba..ini namanya tukikan tinggi (high dive) dan Anda meluncur turun secepat yang Anda bisa ke ketinggian itu."

Radar militer melacak pesawat itu antara 1:19 pagi dan 2:40 pagi pada hari pesawat itu hilang, kata sumber tadi kepada CNN, namun tidak jelas berapa lama pesawat itu turun ke ketinggian 12.000 kaki.

"Detail terbaru mengenai ketinggian itu adalah sangat penting," kata Mary Schiavo, analis penerbangan CNN yang mantan inspektur jenderal Departemen Perhubungan AS.

"Itu menjelaskan banyak hal yang sebelumnya tidak dirangkai," kata. "Kini, jika kita punya skenario di mana hal itu terjadi, pesawat tersebut membuat pembelokan dramatis dan turun dari 35.000 kaki ke ketinggian 12.000 kaki."

"Skenario ini relevan dengan apa yang akan dilakukan pilot ketika terjadi keadaan katastropik dalam pesawat, seperti dekompresi, kebakaran, atau ledakan. Itulah yang harus Anda lakukan, menukik, turun, memutar dan mencoba mencapai bandara yang bisa mengakomodasi (mendaratkan) sebuah pesawat yang lagi bermasalah."

Jika informasi terakhir itu akurat, maka teori yang menyebutkan pilot berusaha menyelamatkan pesawatnya adalah cocok, kata Mark Weiss, mantan pilot American Airlines dan analis penerbangan CNN.

Namun dia menggarisbawahi, "Kita punya begitu banyak informasi yang keluar dan begitu banyak informasi yang saling bertentangan, yang membuat saya berhati-hati beralih ke kesimpulan-kesimpulan baru untuk sementara waktu," kata dia seperti dikutip CNN.com.

Pewarta:

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014

Terkait
Terpopuler