Jakarta (Antaranews Babel) - Di tengah ketegangan diplomatik Turki dengan Amerika Serikat, Recep Tayyip Erdogan memilih perangkat Samsung sebagai alternatif.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa negaranya akan melarang benda-benda elektronik dari Amerika masuk ke Turki, setelah adanya perseteruan diplomatik yang menyebabkan krisis mata uang pada Selasa lalu (14/8).
Erdogan secara khusus menyoroti Apple dan mengatakan bahwa Turki akan menghentikan distribusi Apple ke negaranya. Sebagai pengganti, Turki mendukung perangkat dari Korea Selatan—Samsung—atau Vestel yang merupakan produk asli Turki.
"Kami akan menerapkan boikot terhadap barang-barang elektronik dari Amerika," katanya. "Jika mereka memiliki iPhone, maka di sana juga ada Samsung. Kami pun punya Vestel."
AP pun menulis, masih belum ada kejelasan bagaimana Erdogan akan menarapkan boikot ini.
Sementara Reuters melaporkan, boikot yang akan dilakukan ini dianggap sebagai bentuk balas dendam atas sanksi AS terhadap dua menteri Turki yang sebelumnya menahan Andrew Brunson, pendeta Amerika.
Boikot ini juga sebagai respons atas naiknya tarif impor baja dan aluminium Truki pekan lalu, yang menyebabkan jatuhnya nilai lira.
Penasihat Keamanan Nasional Amerika, John Bolton, bertemu dengan duta besar Turki untuk Washington pada hari Senin, menunjukan adanya upaya diplomatik. Demikian dilaporkan CNet.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa negaranya akan melarang benda-benda elektronik dari Amerika masuk ke Turki, setelah adanya perseteruan diplomatik yang menyebabkan krisis mata uang pada Selasa lalu (14/8).
Erdogan secara khusus menyoroti Apple dan mengatakan bahwa Turki akan menghentikan distribusi Apple ke negaranya. Sebagai pengganti, Turki mendukung perangkat dari Korea Selatan—Samsung—atau Vestel yang merupakan produk asli Turki.
"Kami akan menerapkan boikot terhadap barang-barang elektronik dari Amerika," katanya. "Jika mereka memiliki iPhone, maka di sana juga ada Samsung. Kami pun punya Vestel."
AP pun menulis, masih belum ada kejelasan bagaimana Erdogan akan menarapkan boikot ini.
Sementara Reuters melaporkan, boikot yang akan dilakukan ini dianggap sebagai bentuk balas dendam atas sanksi AS terhadap dua menteri Turki yang sebelumnya menahan Andrew Brunson, pendeta Amerika.
Boikot ini juga sebagai respons atas naiknya tarif impor baja dan aluminium Truki pekan lalu, yang menyebabkan jatuhnya nilai lira.
Penasihat Keamanan Nasional Amerika, John Bolton, bertemu dengan duta besar Turki untuk Washington pada hari Senin, menunjukan adanya upaya diplomatik. Demikian dilaporkan CNet.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018