Jakarta (Antaranews Babel) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi pada hari ke-5 investigasi terhadap kecelakaan pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT 610 melakukan pembersihan dan pemulihan bagian kotak hitam, Flight Data Recorder (FDR) pesawat.
Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko pada konferensi pers di Kantor Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Jakarta, Jumat, menjelaskan Tim Recorder KNKT yang disaksikan oleh perwakilan Ameria Serikat dari National Transportation Safety Board (NTSB) dan Singapura Transport Savety Investigation Bureau (TSIB) melakukan pembersihan dan recovery CSMU tersebut di laboratorium recorder KNKT, Jakarta.
"Hingga saat ini, proses pembersihan dan recovery masih berlangsung," kata Haryo.
Sementara itu, bagian kotak hitam lainnya, yakni Cockpit Voice Recorder (CVR) yang merekam aktivitas komunikasi pilot dan co-pilot hingga kini masih dalam pencarian.
Tim KNKT yang berada di Kapal Baruna Jaya I mendapat tambahan tenaga berupa dua investigator dari NTSB yang merapat pada pukul 10.00 WIB untuk membantu pencarian CVR.
Selain investigator, tim KNKT di kapal yang sama juga mendapat tambahan peralatan satu "ping locator" dari Amerika Serikat NTSB. Sehingga, saat ini tim KNKT di Kapal Baruna Jaya I diperkuat dengan total 4 "ping locator".
Tim KNKT yang masih berada di JICT II Tanjung Priok melakukan pemilahan dan identifikasi puing pesawat yang telah ditemukan. Rencananya, puing-puing tersebut akan dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
"Biasanya serpihan-serpihan ini termasuk yang berbahaya, karena materialnya terbuat dari campuran bahan kimia yang sangat berbahaya jika menjadi serpihan kecil dan melukai manusia," kata Haryo.
KNKT telah melakukan wawancara kepada kru penerbangan dan kru kabin pesawat Lion Air JT 043 rute Denpasar-Jakarta, yang terbang satu hari sebelum kecelakaan pesawat yang sama, Boeing 737 MAX 8 registrasi PK-LQP.
Tim NTSB Amerika Serikat bidang Human Factor, Engineering, Airplane Structure, serta dari perwakilan Boeing, dan tim KNKT melakukan pengumpulan data dan verifikasi atas data yang terkumpul di Ruang Koordinasi KNKT.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko pada konferensi pers di Kantor Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Jakarta, Jumat, menjelaskan Tim Recorder KNKT yang disaksikan oleh perwakilan Ameria Serikat dari National Transportation Safety Board (NTSB) dan Singapura Transport Savety Investigation Bureau (TSIB) melakukan pembersihan dan recovery CSMU tersebut di laboratorium recorder KNKT, Jakarta.
"Hingga saat ini, proses pembersihan dan recovery masih berlangsung," kata Haryo.
Sementara itu, bagian kotak hitam lainnya, yakni Cockpit Voice Recorder (CVR) yang merekam aktivitas komunikasi pilot dan co-pilot hingga kini masih dalam pencarian.
Tim KNKT yang berada di Kapal Baruna Jaya I mendapat tambahan tenaga berupa dua investigator dari NTSB yang merapat pada pukul 10.00 WIB untuk membantu pencarian CVR.
Selain investigator, tim KNKT di kapal yang sama juga mendapat tambahan peralatan satu "ping locator" dari Amerika Serikat NTSB. Sehingga, saat ini tim KNKT di Kapal Baruna Jaya I diperkuat dengan total 4 "ping locator".
Tim KNKT yang masih berada di JICT II Tanjung Priok melakukan pemilahan dan identifikasi puing pesawat yang telah ditemukan. Rencananya, puing-puing tersebut akan dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
"Biasanya serpihan-serpihan ini termasuk yang berbahaya, karena materialnya terbuat dari campuran bahan kimia yang sangat berbahaya jika menjadi serpihan kecil dan melukai manusia," kata Haryo.
KNKT telah melakukan wawancara kepada kru penerbangan dan kru kabin pesawat Lion Air JT 043 rute Denpasar-Jakarta, yang terbang satu hari sebelum kecelakaan pesawat yang sama, Boeing 737 MAX 8 registrasi PK-LQP.
Tim NTSB Amerika Serikat bidang Human Factor, Engineering, Airplane Structure, serta dari perwakilan Boeing, dan tim KNKT melakukan pengumpulan data dan verifikasi atas data yang terkumpul di Ruang Koordinasi KNKT.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018