Tanjung Pandan (Antaranews Babel) - Menteri Agama Lukman Hakim Saiffudin mengajak seluruh masyarakat di Kabupaten Belitung untuk senantiasa menyebarkan pesan-pesan kebaikan dan kedamaian sehingga kerukunan antarumat beragama di Indonesia senantiasa terjaga.
"Mari kita menjadi penebar `mashlahah` (kebaikan) bukan masalah, di mana pun, kapan pun dan kepada siapa pun," katanya di Tanjung Pandan, Selasa.
Dia menjelaskan Islam adalah agama yang mewujudkan kedamaian dan senantiasa menebarkan kasih sayang.
Kerukunan dan kedamaian, katanya, aspek yang penting dalam sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selain itu, kata dia, Islam adalah agama yang memanusiakan manusia.
Ia menjelaskan Islam hadir dalam rangka menjaga dan merawat harkat dan martabat kemanusiaan.
Ia mengemukakan penafsiran dalam beragama itu bisa berbeda dan hal itu harus dihargai dan dihormati sejauh mengajak untuk memelihara harkat, derajat, dan martabat kemanusiaan.
"Ketika ada yang menjelaskan Islam tetapi isinya merendahkan kemanusiaan, maka seharusnya itu bertolak belakang dengan esensi Islam," katanya.
Dirinya juga mengajak masyarakat untuk lebih bijak menggunakan media sosial sehingga tidak mudah terpengaruh dalam penyebaran berita-berita yang tidak mendasar, bahkan berita bohong.
"Hampir semua masyarakat Indonesia memiliki telepon genggam, sehingga literasi kita di bidang media sosial harus semakin meningkat. Untuk itu, kita harus bisa menyerap informasi dan berita berdasarkan nalar dan nurani kita," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Mari kita menjadi penebar `mashlahah` (kebaikan) bukan masalah, di mana pun, kapan pun dan kepada siapa pun," katanya di Tanjung Pandan, Selasa.
Dia menjelaskan Islam adalah agama yang mewujudkan kedamaian dan senantiasa menebarkan kasih sayang.
Kerukunan dan kedamaian, katanya, aspek yang penting dalam sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selain itu, kata dia, Islam adalah agama yang memanusiakan manusia.
Ia menjelaskan Islam hadir dalam rangka menjaga dan merawat harkat dan martabat kemanusiaan.
Ia mengemukakan penafsiran dalam beragama itu bisa berbeda dan hal itu harus dihargai dan dihormati sejauh mengajak untuk memelihara harkat, derajat, dan martabat kemanusiaan.
"Ketika ada yang menjelaskan Islam tetapi isinya merendahkan kemanusiaan, maka seharusnya itu bertolak belakang dengan esensi Islam," katanya.
Dirinya juga mengajak masyarakat untuk lebih bijak menggunakan media sosial sehingga tidak mudah terpengaruh dalam penyebaran berita-berita yang tidak mendasar, bahkan berita bohong.
"Hampir semua masyarakat Indonesia memiliki telepon genggam, sehingga literasi kita di bidang media sosial harus semakin meningkat. Untuk itu, kita harus bisa menyerap informasi dan berita berdasarkan nalar dan nurani kita," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018