Pangkalpinang, (Antara Babel) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bangka Belitung (Babel), menjamin stok cabai merah di tingkat distributor dan pedagang eceran mencukupi karena produksi cabai petani meningkat.

"Stok cabai merah cukup karena pasokan komoditas tersebut di daerah sentra produksi Pulau Jawa dan Sumatera lancar seiring petani di daerah itu mulai panen raya," ujar Kepala Disperindag Babel, Suharto di Pangkalpinang, Jumat.

Ia menjelaskan, berdasarkan pantauan petugas di lapangan, stok cabai sebanyak 8 ton tersebar di distributor Awi sebanyak 5 ton dan stok cabai di distributor Suhadi 3 ton.

"Diperkirakan permintaan cabai merah selama liburan peringatan Paskah masih normal, berbeda dibanding permintaan cabai menjelang perayaan hari besar agama Islam yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan," ujarnya.

Ia mengatakan, ketersediaan stok yang cukup ini berdampak langsung terhadap harga cabai yang masih bertahan stabil, harga cabai merah kriting bertahan Rp28 ribu dan cabai biasa bertahan Rp30 ribu per kilogram.

Sementara itu, harga cabai rawit merah bertahan tinggi Rp45 ribu per kilogram dan cabai rawit hijau bertahan Rp34 ribu per kilogram.

"Meski pasokan cabai ini didatangkan secara kontinue, namun diperkirakan harga cabai ini akan terus bertahan stabil dan cenderung mengalami penurunan seiring daya beli warga yang mengalami penurunan seiring berkurangnya hasil perkebunan dan tambang timah warga," ujarnya.

Menurut dia, pada bulan lalu, secara nasional harga cabai khususnya di Babel melambung tinggi karena hasil cabai petani berkurang karena sebagian daerah penghasil tercabai terkena bencana alam, seperti banjir, gunung meletus dan lainnya.

"Alhamdullillah, harga cabai sudah mengalami penurunan drastis karena hasil panen petani cabai kembali meningkat dan warga tidak lagi terbebani dengan harga yang tinggi tersebut," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini, untuk memenuhi kebutuhan cabai warga, distributor masih mengandalkan pasokan dari luar, seiring  terbatasnya hasil pertanian petani lokal.

"Minat petani untuk mengembangkan tanaman cabai dan sayur mayur lainnya masih kurang, karena mereka menilai pengelolaan tanaman tersebut sulit dan hasilnya kurang menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka," ujarnya.

Pewarta: Oleh Aprionis

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014