Muntok, (Antara Babel) - Pastor Gereja Katolik Santa Maria Muntok, Kepulauan Bangka Belitung mengajak umat Kristiani merenungkan kembali makna sengsara Yesus seperti yang diperingati dalam misa Jumat Agung.

"Melalui peringatan ekaristi Jumat Agung ini marilah kita merenungkan mengapa semua itu terjadi pada Yesus, mulai dari awal penderitaan hingga wafat di kayu salib," kata Pastor Gereja Santa Maria, Philip Pr di Muntok, Jumat.

Ia mengajak umat Katolik kembali merenungkan saat Yudas datang bersama sepasukan tentara untuk menangkap Yesus, padahal Yesus tidak memiliki pengawal.

"Melihat hal itu, murid Yesus yang bernama Petrus yang selalu suka mengambil inisiatif membela Yesus melakukan perlawanan menggunakan pedang dan kekerasan, padahal kenyataannya Yesus tidak menghendaki perlawanan yang dilakukan Petrus tersebut," lanjutnya.

Ia mengatakan, melalui contoh tersebut bisa diambil makna bahwa jika suatu kekerasan dilawan kekerasan hanya akan menghasilkan kesengsaraan.

"Pada peristiwa itu Yesus rela disiksa, dijadikan bulan-bulanan tentara dan menjalani persidangan. Dia dipermainkan hukum yang tidak sesuai dengan kebenaran," kata dia.

Dia menambahkan, Yesus mau menjalani semua perlakuan yang menghinakan mulai dari dikenakan mahkota duri, ditelanjangi, disalib berdampingan dengan dua penjahat di kayu salib.

"Kita bisa mengambil makna kisah sengsara Yesus dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dimana umat yang percaya akan Kristus harus berani berkorban untuk kebenaran sesuai ajaran Yesus," kata dia.

Menurutnya, umat kristiani saat ini masih takut mengakui kebenaran ajaran Yesus, hal itu terbukti masih ada dan terlihat kedengkian, keserakahan manusia di tengah keramaian dunia.

Pada kesempatan itu, Pastor Philip juga tidak lupa mengajak umat mendoakan para pimpinan negara agar berani berkorban bagi masyarakat sehingga kehidupan semakin damai dan berguna bagi semua orang.

"Dengan adanya semangat berkorban seperti yang diajarkan Yesus, kami yakin para pemimpin negara mampu menjamin kesejahteraan dan kedamaian seluruh bangsa-bangsa di muka bumi," kata dia.

Misa yang berlangsung di Gereja Santa Maria Pelindung Para Pelaut, Muntok, dimulai pukul 15.00 WIB dan diikuti sekitar 300 umat, berjalan dengan kidmat, aman dan lancar.

Pada akhir pekan ini, umat Katolik merayakan Tri Hari Suci Paskah, yang dimulai pada Kamis Putih memperingati saat Yesus melakukan perjamuan terakhir bersama para rasul, dilanjutkan Jumat Agung memperingati ketika Yesus wafat disalib, dan Minggu Paskah sebagai peringatan kebangkitan Yesus dari kematian.

Pewarta: Oleh Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014