Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan mengajak petani menggunakan cuka karet, guna meningkatkan kualitas dan harga komdoditas di daerah itu.

"Saya heran petani masih enggan menggunakan cuka karet dan memilih tawas dalam mengeraskan getah karet," kata Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan kualitas karet menggunakan tawas rendah, sehingga mempengaruhi harga di pasaran yang masih kurang untuk mendukung kesejahteraan keluarga petani tersebut.

"Petani masih cinta terhadap penggunaan tawas sebagai bahan utama buat mengeraskan karet, walaupun harganya seperti diketahui jauh lebih rendah dibandingkan dengan memakai cuka karet," ujarnya.

Menurut dia karet menggunakan cuka kualitasnya akan jauh lebih baik ketimbang menggunakan tawas. Harganya juga cukup tinggi dibandingkan dengan tawas.

Oleh karena itu, diimbau petani tidak lagi menggunakan tawas dalam mengelola dan mengeraskan getah karet, agar harga komoditas ini dapat bersaing dengan karet daerah lainnya.

"Kami sudah sering menyosialisasikan hal ini kepada petani, namun pada kenyataannya petani masih menggunakan tawas dalam mengeraskan getah karetnya," ujarnya.

Dedi, salah seorang petani karet mengaku masih menggunakan tawas, karena sulit mendapatkan cuka untuk mengeraskan getah.

"Saat ini harga karet masih rendah Rp5.000 per kilogram dan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga," ujarnya.

Ia berharap pemerintah daerah untuk memberikan bantuan cuka karet, agar petani terbantu untuk meningkatkan kualitas karetnya.

"Saat ini zaman sulit, apalagi selama musim hujan ini hasil sadapan berkurang drastis. Biasanya mencapai 30 per hari berkurang menjadi 10 hingga 15 kilogram, karena petani tidak bisa menyadap getah saat hujan," katanya.
 

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018