Jakarta (Antaranews Babel) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan 62 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, dengan beberapa wilayah menghadapi curah hujan tinggi.
"Beberapa wilayah mendapatkan curah hujan tinggi namun ada juga yang curah hujan rendah," kata Deputi Bidang Klimatologi Herizal dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
Wilayah yang mengadapi curah hujan tinggi, lebih dari 150 mm/dasarian, meliputi Sumatera Barat, Riau bagian Tengah, Jambi bagian barat, Muko-muko, Pekanbaru, Kampar, Kerinci, Belitung, Cilacap, Semarang, Kapuas Hulu, Samarinda, Flores, Sorong, Nabire dan Mimika.
Selama November, menurut dia, curah hujan tertinggi dengan intensitas 400 mm dalam sehari turun di Karang Nunggal, Tasikmalaya. Akumulasi tertinggi curah hujan sampai 1.325 mm selama November juga turun di daerah yang sama.
Sementara hujan dengan intensitas rendah atau 0-50 mm/dasarian masih terjadi di Sumatera Utara bagian tengah, pesisir utara Jawa Barat, DKI Jakarta, Situbondo, Banyuwangi, sebagian besar Sulawesi Tengah, Bombana, Kolaka, Ambon, Kairatu dan Merauke.
Untuk 10 hari ke depan, Herizal menjelaskan, akumulasi curah hujan sangat tinggi terjadi di bagian barat Sumatera/Pesisir barat mulai Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi bagian barat, Sumatera Selatan bagian barat sampai Bengkulu, Bangka bagian utara, Belitung, Kalimantan Barat bagian barat, Sulawesi Selatan bagian selatan, dan sebagian Papua sekitar Pegunungan Jayawijaya.
Ia menghimbau warga yang tinggal di daerah dengan proyeksi curah hujan tinggi meningkatkan kewaspadaan, khususnya mereka yang berada di daerah rawan banjir di sebagian besar Sumatera, Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Kalimantan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan sebagian kecil Papua.
Peningkatan curah hujan selama musim hujan berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi di sebagian besar wilayah Indonesia.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selama pertengahan Desember 2018 telah terjadi rentetan bencana seperti tanah longsor, angin puting beliung, dan banjir. Sementara selama November, BNPB mencatat ada 72 kejadian banjir, 74 bencana tanah longsor, dan 77 kejadian angin puting beliung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Beberapa wilayah mendapatkan curah hujan tinggi namun ada juga yang curah hujan rendah," kata Deputi Bidang Klimatologi Herizal dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
Wilayah yang mengadapi curah hujan tinggi, lebih dari 150 mm/dasarian, meliputi Sumatera Barat, Riau bagian Tengah, Jambi bagian barat, Muko-muko, Pekanbaru, Kampar, Kerinci, Belitung, Cilacap, Semarang, Kapuas Hulu, Samarinda, Flores, Sorong, Nabire dan Mimika.
Selama November, menurut dia, curah hujan tertinggi dengan intensitas 400 mm dalam sehari turun di Karang Nunggal, Tasikmalaya. Akumulasi tertinggi curah hujan sampai 1.325 mm selama November juga turun di daerah yang sama.
Sementara hujan dengan intensitas rendah atau 0-50 mm/dasarian masih terjadi di Sumatera Utara bagian tengah, pesisir utara Jawa Barat, DKI Jakarta, Situbondo, Banyuwangi, sebagian besar Sulawesi Tengah, Bombana, Kolaka, Ambon, Kairatu dan Merauke.
Untuk 10 hari ke depan, Herizal menjelaskan, akumulasi curah hujan sangat tinggi terjadi di bagian barat Sumatera/Pesisir barat mulai Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi bagian barat, Sumatera Selatan bagian barat sampai Bengkulu, Bangka bagian utara, Belitung, Kalimantan Barat bagian barat, Sulawesi Selatan bagian selatan, dan sebagian Papua sekitar Pegunungan Jayawijaya.
Ia menghimbau warga yang tinggal di daerah dengan proyeksi curah hujan tinggi meningkatkan kewaspadaan, khususnya mereka yang berada di daerah rawan banjir di sebagian besar Sumatera, Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Kalimantan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan sebagian kecil Papua.
Peningkatan curah hujan selama musim hujan berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi di sebagian besar wilayah Indonesia.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selama pertengahan Desember 2018 telah terjadi rentetan bencana seperti tanah longsor, angin puting beliung, dan banjir. Sementara selama November, BNPB mencatat ada 72 kejadian banjir, 74 bencana tanah longsor, dan 77 kejadian angin puting beliung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018