Toboali, (Antaranews Babel)- Ratusan Nelayan Batu Perahu Kabupaten Bangka Selatan melakukan long march dari Toboali menuju Polda dan kantor gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Kota Pangkalpinang guna menyampaikan aspirasi.
Aksi long march dengan menempuh jarak 120 km dengan berjalan kaki ini ratusan nelayan tradisional ini meminta seluruh pihak terkait untuk segera menindak trawl, compreng dan tambang laut yang beraktivitas di perairan Bangka Selatan.
Ketua nelayan Batu Perahu, Joni Zuhri di Toboali, Selasa mengatakan aksi ini dilakukan menyusul belum ditindaklanjutinya hasil unras di Kantor Bupati Basel yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu.
"Aksi tetap lanjut, kami akan ke kantor gubernur dan polda, rencananya kami akan melaksanakan aksi selama 3 hari disana, " katanya.
Menurut dia, aksi jalan kaki ini terpaksa mereka tempuh lantaran adanya dugaan intimidasi yang dilakukan polisi setempat terhadap para supir sehingga batal mengantar para nelayan ke Pangkalpinang.
"Sehari sebelumnya kami sudah memesan sejumlah kendaraan baik mobil rental maupun mobil bus, namun pagi ini para sopir dikatakan membatalkan secara sepihak, karena diduga adanya intimidasi," katanya.
Kapolres Bangka selatan, AKBP Aris Sulystiono membantah atas tudingan telah mengintimidasi para sopir yang berencana mengangkut para demonstran berunjuk rasa ke Mapolda Babel dan Kantor Gubernur Babel
"Gak ada, gak ada intimidasi terhadap supir,” Kata Kapolres Basel, AKBP Aris Sulistyono dikonfirmasi melalui sambungan telepon whatsapp.
Justru Kata Kapolres, pihaknya mengawal dan melayani para demonstran yang akan melakukan aksi unjuk rasa tersebut.
" Intinya kami melayani dan mengawal kegiatan mereka dengan baik," Katanya.
Selain itu, Kapolres mengatakan akan
menanggapi para demonstran yang tergabung masyrakat nelayan tersebut dengan berkoordinasi bersama Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan.
"Itu nanti kita koordinasikan lagi dengan pemerintah kabupaten untuk menindaklanjuti aspirasi masyrakat," tukasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
Aksi long march dengan menempuh jarak 120 km dengan berjalan kaki ini ratusan nelayan tradisional ini meminta seluruh pihak terkait untuk segera menindak trawl, compreng dan tambang laut yang beraktivitas di perairan Bangka Selatan.
Ketua nelayan Batu Perahu, Joni Zuhri di Toboali, Selasa mengatakan aksi ini dilakukan menyusul belum ditindaklanjutinya hasil unras di Kantor Bupati Basel yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu.
"Aksi tetap lanjut, kami akan ke kantor gubernur dan polda, rencananya kami akan melaksanakan aksi selama 3 hari disana, " katanya.
Menurut dia, aksi jalan kaki ini terpaksa mereka tempuh lantaran adanya dugaan intimidasi yang dilakukan polisi setempat terhadap para supir sehingga batal mengantar para nelayan ke Pangkalpinang.
"Sehari sebelumnya kami sudah memesan sejumlah kendaraan baik mobil rental maupun mobil bus, namun pagi ini para sopir dikatakan membatalkan secara sepihak, karena diduga adanya intimidasi," katanya.
Kapolres Bangka selatan, AKBP Aris Sulystiono membantah atas tudingan telah mengintimidasi para sopir yang berencana mengangkut para demonstran berunjuk rasa ke Mapolda Babel dan Kantor Gubernur Babel
"Gak ada, gak ada intimidasi terhadap supir,” Kata Kapolres Basel, AKBP Aris Sulistyono dikonfirmasi melalui sambungan telepon whatsapp.
Justru Kata Kapolres, pihaknya mengawal dan melayani para demonstran yang akan melakukan aksi unjuk rasa tersebut.
" Intinya kami melayani dan mengawal kegiatan mereka dengan baik," Katanya.
Selain itu, Kapolres mengatakan akan
menanggapi para demonstran yang tergabung masyrakat nelayan tersebut dengan berkoordinasi bersama Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan.
"Itu nanti kita koordinasikan lagi dengan pemerintah kabupaten untuk menindaklanjuti aspirasi masyrakat," tukasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018