Pangkalpinang,  (Antaranews Babel) - Nelayan tradisional Kabupaten Bangka Selatan menggelar aksi demontrasi di Kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung menolak operasi kapal trawl, compreng, tambang ilegal di laut yang merugikan  masyarakat pesisir di daerah itu. 

"Kami menolak operasi kapal trawl, compreng, tambang ilegal yang merusak lingkungan perairan Bangka Selatan," kata Koordinator aksi demontrasi Kodi Midahri di Kantor Gubernur Kepulauan Babel di Pangkalpinang, Rabu. 

Ia mengatakan saat ini kapal-kapal perusak lingkungan ini marak beroperasi di perairan Bangka Selatan, sehingga hasil tangkapan ikan nelayan berkurang drastis. 

"Kami datang ke pemerintah provinsi, karena Bupati Bangka Selatan tidak merespon aksi nelayan tradisional menolak operasi kapal trawl, compreng dan tambang ilegal di laut yang marak," ujarnya. 

Ketua nelayan Batu Perahu, Joni Zuhri mengatakan aksi ini dilakukan menyusul belum ditindaklanjutinya hasil unras di Kantor Bupati Basel yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu.

Menurut dia, aksi jalan kaki ini terpaksa mereka tempuh lantaran adanya dugaan intimidasi yang dilakukan polisi setempat terhadap para supir sehingga batal mengantar  para nelayan ke Pangkalpinang.

"Sehari sebelumnya kami sudah memesan sejumlah kendaraan baik mobil rental maupun mobil bus, namun pagi ini para sopir dikatakan membatalkan secara sepihak, karena diduga adanya intimidasi," katanya.

Pantauan Antara di Kantor Gubernur Kepulauan Babel, ratusan nelayan tradisional melakukan aksi damai menolak operasi kapal trawl, compreng dan tambang timah ilegal yang marak di wilayah penangkapan ikan nelayan tradisional. 

Aksi demontrasi tersebut dikawal aparat kepolisian dan satpol pp yang berlangsung aman, tertib dan damai.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018