Muntok, Babel (Antaranews Babel) - Pastor Gereja Katolik Santa Maria Muntok, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengajak umat memaknai kesederhanaan kelahiran Yesus dan mampu menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari.
"Kesederhanaan dan kemiskinan telah ditunjukkan Allah melalui kelahiran Sang Juru Selamat, semangat tersebut jika dipahami dan dilakukan akan membawa jalan terang menuju keselamatan, baik dalam menjalani hidup di dunia maupun di kehidupan selanjutnya," kata Pastor Paulus Chara Pr di Muntok, Senin.
Menurut dia, kehadiran Sang Juru Selamat datang ke dunia dengan cara sangat berbeda dan sederhana, sungguh bisa diterima pikiran dan kondisi seluruh orang.
Dalam kisah kelahiran Yesus diceritakan perjuangan Yusup dan Maria yang sedang mengandung Yesus mencari tempat menginap, namun selalu mendapatkan penolakan warga, peristiwa itu merupakan salah satu simbol tertutupnya hati manusia untuk menerima datangnya kebenaran dan keselamatan.
"Dari peristiwa itu dapat diambil pelajaran agar manusia selalu hidup sederhana namun memiliki semangat pantang mundur, pantang menyerah," katanya.
Selain kesederhanaan yang sudah ditunjukkan, hikmat kelahiran Yesus juga bisa dimaknai sebagai titik awal dimulainya cara baru menjalani hidup dengan kedamaian yang dibawa dalam setiap tindakan, pikiran, tutur kata di lingkungan masing-masing.
Dengan berbagai pesan dan makna kelahiran Yesus diharapkan manusia bisa menjalani hidup dengan rasa optimistis, penuh suka cita, damai dan kegembiraan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada kesempatan itu, Pastor Paulus juga mengajak umat untuk bersama-sama mendoakan para korban bencana tsunami di Banten dan Lampung agar mampu menghadapi cobaan yang diterima.
"Kepada para korban meninggal semoga diberikan rahmat dan kebahagiaan kekal di surga dan bagi yang masih hidup diberikan kekuatan hati dan semangat baru agar bisa mengatasi seluruh cobaan yang diterima," katanya.
Ibadah Natal di Gereja Santa Maria Pelindung Para Pelaut, Muntok berlangsung tertib, diikuti sekitar 400 umat dengan penjagaan pengamanan dari personel Polres Bangka Barat, TNI dan sejumlah warga sekitar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Kesederhanaan dan kemiskinan telah ditunjukkan Allah melalui kelahiran Sang Juru Selamat, semangat tersebut jika dipahami dan dilakukan akan membawa jalan terang menuju keselamatan, baik dalam menjalani hidup di dunia maupun di kehidupan selanjutnya," kata Pastor Paulus Chara Pr di Muntok, Senin.
Menurut dia, kehadiran Sang Juru Selamat datang ke dunia dengan cara sangat berbeda dan sederhana, sungguh bisa diterima pikiran dan kondisi seluruh orang.
Dalam kisah kelahiran Yesus diceritakan perjuangan Yusup dan Maria yang sedang mengandung Yesus mencari tempat menginap, namun selalu mendapatkan penolakan warga, peristiwa itu merupakan salah satu simbol tertutupnya hati manusia untuk menerima datangnya kebenaran dan keselamatan.
"Dari peristiwa itu dapat diambil pelajaran agar manusia selalu hidup sederhana namun memiliki semangat pantang mundur, pantang menyerah," katanya.
Selain kesederhanaan yang sudah ditunjukkan, hikmat kelahiran Yesus juga bisa dimaknai sebagai titik awal dimulainya cara baru menjalani hidup dengan kedamaian yang dibawa dalam setiap tindakan, pikiran, tutur kata di lingkungan masing-masing.
Dengan berbagai pesan dan makna kelahiran Yesus diharapkan manusia bisa menjalani hidup dengan rasa optimistis, penuh suka cita, damai dan kegembiraan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada kesempatan itu, Pastor Paulus juga mengajak umat untuk bersama-sama mendoakan para korban bencana tsunami di Banten dan Lampung agar mampu menghadapi cobaan yang diterima.
"Kepada para korban meninggal semoga diberikan rahmat dan kebahagiaan kekal di surga dan bagi yang masih hidup diberikan kekuatan hati dan semangat baru agar bisa mengatasi seluruh cobaan yang diterima," katanya.
Ibadah Natal di Gereja Santa Maria Pelindung Para Pelaut, Muntok berlangsung tertib, diikuti sekitar 400 umat dengan penjagaan pengamanan dari personel Polres Bangka Barat, TNI dan sejumlah warga sekitar.
Editor : Adhitya SM
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018