Surabaya (Antaranews Babel) - TNI Angkatan Laut berencana memesan kembali kapal rumah sakit ke PT PAL Indonesia setelah rampungnya pesanan kapal sejenis KRI Semarang 594 dengan tujuan memperkuat armada militer untuk mendukung tugas nonmiliter.
"Dengan konstruksi geografi yang sangat luas, itu minimal seharusnya kita mempunyai tiga kapal rumah sakit," kata Kepala Staff Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, Senin.
Usai acara serah terima KRI Semarang 594 di Dermaga Divisi Kapal Niaga, PT PAL Indonesia, Kawasan Ujung Tanjung Perak Surabaya, Siwi mengatakan bahwsa kapal rumah sakit sangat dibutuhkan mengingat beberapa bencana yang terjadi di Tanah Air, seperti di Lombok dan Palu.
Saat ini, kata dia, armada nonmiliter, khususnya kapal rumah sakit yang dimiliki TNI AL, hanya dua kapal (KRI dr. Soeharso dan KRI Semarang).
"Hari ini, keberadaan KRI Semarang yang awalnya landing platform dock (LPD), kami naiknya levelnya menjadi kapal rumah sakit dengan tambahan beberapa kontainer medis," kata Siwi.
Dengan keberadaan kapal rumah sakit KRI Semarang, dia berharap bisa membantu dalam penegakan kedaulatan, melaksanakan kegiatan proyeksi kekuatan diplomasi dan bisa membantu keberadaan KRI dr Soeharso sebagai armada rumah sakit.
Untuk kapal ketiga, kata dia, pembangunannya akan dimulai pada tahun ini dengan target penyelesaian pada tahun 2021.
"Setelah rampung, keberadaan KRI Semarang akan difungsi kembali ke LPD," ujarnya.
Untuk pesanan kapal rumah sakit ketiga, kata Direktur Pembangunan Kapal PT PAL Indonesia Turitan Indaryo, mulai dikerjakan pada triwulan kedua 2019.
"Pola pengerjaan nantinya tidak jauh berbeda dengan kapal sebelumnya, dengan enam `starting poin` dan dibangun sesuai dengan kebutuhan yang ada," kata Turitan.
Dengan sumber daya yang ada, PT PAL selalu siap mengerjakan setiap pesanan, dan tidak henti-hentinya melakukan transformasi untuk pasar kapal kombatan.
Terkait dengan nilai investasi, Turitan tidak mau menyebutkan secara pasti, namun dia mengaku nilainya tidak jauh berbeda dengan kontrak investasi KRI Semarang sekitar Rp736 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Dengan konstruksi geografi yang sangat luas, itu minimal seharusnya kita mempunyai tiga kapal rumah sakit," kata Kepala Staff Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, Senin.
Usai acara serah terima KRI Semarang 594 di Dermaga Divisi Kapal Niaga, PT PAL Indonesia, Kawasan Ujung Tanjung Perak Surabaya, Siwi mengatakan bahwsa kapal rumah sakit sangat dibutuhkan mengingat beberapa bencana yang terjadi di Tanah Air, seperti di Lombok dan Palu.
Saat ini, kata dia, armada nonmiliter, khususnya kapal rumah sakit yang dimiliki TNI AL, hanya dua kapal (KRI dr. Soeharso dan KRI Semarang).
"Hari ini, keberadaan KRI Semarang yang awalnya landing platform dock (LPD), kami naiknya levelnya menjadi kapal rumah sakit dengan tambahan beberapa kontainer medis," kata Siwi.
Dengan keberadaan kapal rumah sakit KRI Semarang, dia berharap bisa membantu dalam penegakan kedaulatan, melaksanakan kegiatan proyeksi kekuatan diplomasi dan bisa membantu keberadaan KRI dr Soeharso sebagai armada rumah sakit.
Untuk kapal ketiga, kata dia, pembangunannya akan dimulai pada tahun ini dengan target penyelesaian pada tahun 2021.
"Setelah rampung, keberadaan KRI Semarang akan difungsi kembali ke LPD," ujarnya.
Untuk pesanan kapal rumah sakit ketiga, kata Direktur Pembangunan Kapal PT PAL Indonesia Turitan Indaryo, mulai dikerjakan pada triwulan kedua 2019.
"Pola pengerjaan nantinya tidak jauh berbeda dengan kapal sebelumnya, dengan enam `starting poin` dan dibangun sesuai dengan kebutuhan yang ada," kata Turitan.
Dengan sumber daya yang ada, PT PAL selalu siap mengerjakan setiap pesanan, dan tidak henti-hentinya melakukan transformasi untuk pasar kapal kombatan.
Terkait dengan nilai investasi, Turitan tidak mau menyebutkan secara pasti, namun dia mengaku nilainya tidak jauh berbeda dengan kontrak investasi KRI Semarang sekitar Rp736 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019