Jakarta (Antaranews Babel) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan bahwa visi dan misi Presiden Joko Widodo yang menginginkan Indonesia sebagai poros maritim dunia sudah tepat dan pemerintah akan terus mengawal laut Nusantara tanpa "pandang bulu".
"Kita dengan tegas mengawal laut Indonesia tanpa 'pandang bulu' dan tanpa kompromi," kata Susi Pudjiastuti dalam acara peluncuran sistem perizinan perikanan e-service dan e-logbook yang digelar di Ballroom Gedung Mina Bahari (GMB) III, Jakarta, Kamis.
Menurut Susi Pudjiastuti, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengawalnya dengan mengusung tiga pilar yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan. Ketiga pilar itu diterjemahkan menjadi berbagai program.
Menteri Kelautan dan Perikanan menegaskan bahwa berbagai hal yang dilakukan oleh pemerintah telah membuahkan banyak hasil, seperti stok ikan lestari pada 2016 mencapai sekitar 12,5 juta ton.
Susi memaparkan jumlah tersebut telah melonjak lebih dari 5 juta ton dari saat awal pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Jusuf Kalla terbentuk pada medio 2014.
"Kedaulatan juga di-support dengan turunnya Peraturan Presiden No 44 Tahun 2016," katanya. Ia menambahkan regulasi tersebut mendaulat bahwa modal, kapal buatan, dan ABK yang digunakan dalam menangkap ikan di Indonesia haruslah berasal dari dalam negeri.
Untuk itu, ujar dia, sudah saatnya berbagai program kelautan dan perikanan masuk ke pilar ke-2 yaitu keberlanjutan, dengan memastikan bahwa stok ikan yang banyak ini akan terus ada pada masa depan.
Ia menginginkan agar stok perikanan nasional harus bisa dipastikan antara lain guna kecukupan konsumsi dalam negeri, keperluan industri perikanan domestik, serta untuk kemajuan perekonomian bangsa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Kita dengan tegas mengawal laut Indonesia tanpa 'pandang bulu' dan tanpa kompromi," kata Susi Pudjiastuti dalam acara peluncuran sistem perizinan perikanan e-service dan e-logbook yang digelar di Ballroom Gedung Mina Bahari (GMB) III, Jakarta, Kamis.
Menurut Susi Pudjiastuti, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengawalnya dengan mengusung tiga pilar yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan. Ketiga pilar itu diterjemahkan menjadi berbagai program.
Menteri Kelautan dan Perikanan menegaskan bahwa berbagai hal yang dilakukan oleh pemerintah telah membuahkan banyak hasil, seperti stok ikan lestari pada 2016 mencapai sekitar 12,5 juta ton.
Susi memaparkan jumlah tersebut telah melonjak lebih dari 5 juta ton dari saat awal pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Jusuf Kalla terbentuk pada medio 2014.
"Kedaulatan juga di-support dengan turunnya Peraturan Presiden No 44 Tahun 2016," katanya. Ia menambahkan regulasi tersebut mendaulat bahwa modal, kapal buatan, dan ABK yang digunakan dalam menangkap ikan di Indonesia haruslah berasal dari dalam negeri.
Untuk itu, ujar dia, sudah saatnya berbagai program kelautan dan perikanan masuk ke pilar ke-2 yaitu keberlanjutan, dengan memastikan bahwa stok ikan yang banyak ini akan terus ada pada masa depan.
Ia menginginkan agar stok perikanan nasional harus bisa dipastikan antara lain guna kecukupan konsumsi dalam negeri, keperluan industri perikanan domestik, serta untuk kemajuan perekonomian bangsa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019