Pangkalpinang, (ANTARA Babel) - Pamong budaya yang bertugas di Bangka Belitung bertekad mempopulerkan kembali museum di daerah tersebut.
"Kami ingin membuat museum tidak lagi dikunjungi hanya karena tugas dari sekolah atau dipaksa orang tua, kami ingin orang-orang, terutama di Babel suka berkunjung ke museum," kata salah seorang pamong budaya, Ramadani, di Pangkalpinang, Sabtu.
Ramadani dan kawan-kawan pamong budaya lain mengaku miris melihat masih minimnya pengunjung museum di Babel.
"Oleh sebab itu, salah satu tugas kami sebagai pamong budaya adalah untuk menyosialisasikan kebudayaan pada masyarakat, termasuk mengajak mereka gemar ke museum," katanya.
Mengenai belum adanya museum budaya, terutama di Pulau Bangka, pamong budaya ingin agar karyanya dapat menjadi pendorong terbentuknya museum tersebut.
"Tugas kami untuk menginventarisir segala hal yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesenian di Babel, mudah-mudahan bisa menjadi pemacu terbentuknya museum budaya," kata dia.
Pamong budaya Babel dilantik pada Rabu (16/1). Lima pamong budaya yang dilantik tersebut merupakan hasil seleksi dari 25 pendaftar akan ditempatkan di seluruh wilayah Kepulauan Bangka Belitung.
Program Pamong Budaya merupakan salah satu terobosan dari Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan (Kemendikbud) dalam rangka menginventalisir cagar budaya agar tercatat dengan baik dan tetap lestari.
Dalam menjalankan tugasnya, mereka mendapatkan insentif sebesar Rp2,1 juta perbulan, serta diberi fasilitas lain seperti sepeda motor, kamera, dan GPS.