Tanjungpandan, Belitung (ANTARA) - Permintaan ekspor olahan sirip ikan hiu dari Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menurun sejak dua bulan terakhir akibat adanya wabah COVID-19 di negara tujuan ekspor seperti Hong Kong dan China.
"Kurang lebih dua bulan dari bulan Januari kemarin jadi belum tahu sampai kapan masalah corona ini selesai baru bisa pulih kembali," kata salah seorang perajin olahan sirup ikan hiu, Abdul Rahman di Tanjung Pandan, Jumat.
Menurut dia, negara tujuan ekspor olahan sirip ikan hiu tersebut adalah China dan Hong Kong namun sejak merebaknya wabah virus COVID-19 permintaan menurun.
"Karena pengiriman kami ke Surabaya tempat pengumpul besar di sana sebelum diekspor ke China dan Hong Kong juga terhenti dan tidak ada pengiriman sekarang ini," ujarnya.
Ia menambahkan, selain menurunnya permintaan kondisi ini juga menyebabkan harga olahan sirip ikan hiu anjlok.
Harga olahan sirip ikan hiu kering untuk ekspor dengan ukuran 45 centimeter biasanya mencapai Rp2,5 juta per kilogram kini turun Rp1,5 juta per kilogram.
Bahkan, biasanya dalam sebulan ada sebanyak dua kali pengiriman namun sekarang ini dalam dua bulan hanya sekali pengiriman.
"Sedangkan harga lokal kalau kemarin normal untuk olahan kering Rp1,8 juta per kilogram hanya Rp1 juta dan itupun susah menjualnya untuk Belitung," katanya.
Ia berharap kondisi ini dapat segera pulih dan para perajin olahan sirip ikan hiu di daerah itu dapat melakukan pengiriman kembali.
"Kondisi ini sangat terasa berat karena kami juga mempekerjakan karyawan misalnya ada lima orang tapi karena kondisi ini terpaksa kita cuma mempekerjakan tiga orang," ujarnya.