Jakarta (Antara Babel) - Sekretaris Jenderal DPP PKB, M Hanif Dhakiri, mengatakan pilihan walk out Fraksi PKB pada sidang paripurna DPR, Rabu malam (1/10), diambil demi menjaga marwah dan martabat DPR sebagai lembaga negara.
"Kami sedih, sidang paripurna pertama yang disaksikan jutaan rakyat
Indonesia itu begitu amburadul. Banyak hal mulai dari pimpinan sidang
yang tidak kapabel, agenda tidak jelas, hak anggota untuk bicara
diabaikan, tata tertib yang belum disahkan, hingga mikrofon yang mati
sehingga bikin ricuh," katanya, dalam pernyataan tertulis, di Jakarta,
Kamis.
Menurut dia, sangat memprihatinkan bahwa pelantikan DPR baru pada
Rabu pagi (1/10) yang berlangsung khidmat diakhiri pemaksaan dan
diktator mayoritas.
"Jujur harus dikatakan sidang paripurna pertama dini hari tadi tak
memenuhi kelayakan sidang lembaga negara yang terhormat," katanya.
Sejak rapat konsultasi pertama antara wakil-wakil partai, kata dia,
kesepakatan mengenai agenda paripurna pertama tidak berhasil dicapai.
Bahkan, rapat konsultasi itu pun belum pernah ditutup.
"Kok bisa-bisanya dipaksakan langsung paripurna. Kita jadi bertanya
ke mana tradisi kebersamaan dan kearifan politik di dalam DPR sekarang?
Di mana penghargaan atas minoritas politik dalam demokrasi yang elegan?"
ujarnya.
Hanif mengatakan tempo hari demokrasi Indonesia mengalami kemunduran
karena keputusan pilkada lewat DPRD yang tak selaras dengan kehendak
rakyat.
"Dan tadi malam demokrasi dibuat makin mundur dengan tontonan tak
elok yang mengabaikan aturan, meniadakan kebersamaan, dan memperlihatkan
kuasa diktator mayoritas," katanya.
Menurut Hanif, PKB merasa perlu untuk mengoreksi semua itu dengan jalan walk out agar marwah dan kehormatan DPR sebagai lembaga negara tetap terjaga.
PKB "Walk Out" Demi Marwah DPR
Kamis, 2 Oktober 2014 11:15 WIB
"Kami sedih, sidang paripurna pertama yang disaksikan jutaan rakyat Indonesia itu begitu amburadul. Banyak hal mulai dari pimpinan sidang yang tidak kapabel, agenda tidak jelas, hak anggota untuk bicara diabaikan, tata tertib yang belum disahkan, hin