Minneapolis (ANTARA) - Roxie Washington, ibu dari Gianna, putri George Floyd, menuntut keadilan atas kematian ayah dari putri mereka.
Roxie Washington menegaskan bahwa George Floyd merupakan ayah yang baik dan tidak pantas mati telungkup di trotoar setelah seorang polisi Minneapolis menekan lehernya dengan lutut selama lebih dari delapan menit.
Sementara tiga orang polisi lainnya menindih badannya.
Roxie Washington menginginkan keempat perwira yang terlibat dalam kematian Floyd mendapat hukuman yang setimpal atas pembunuhan ayah dari putri mereka, Gianna, yang berumur enam tahun.
Kematian George Floyd telah memicu protes besar-besaran di seluruh Amerika Serikat dan bahkan dunia.
Baca juga: Autopsi independen membuktikan George Floyd tewas dalam penahanan polisi karena cekikan
Baca juga: Aktor Cole Sprouse ditahan saat protes George Floyd
"Gianna kehilangan sosok ayah. George Floyd tidak akan bisa melihat putrinya tumbuh dewasa. Saat kelulusan putrinya nanti, ia tidak akan bisa mengantar anaknya," kata dia.
Ketika Roxie Washington menyampaikan pidatonya dalam konferensi pers singkat di Balai Kota Minneapolis, Gianna, mengenakan kemeja putih, sepatu tenis, dan celana jins biru berdiri berdampingan dengan ibunya.
Tampak sesekali kerutan muncul di wajah putri berusia enam tahun itu.
"George Floyd sangat mencintai putrinya," kata Washington tentang perasaan Floyd untuk Gianna, putri mereka.
"Aku di sini untuk putriku. Aku di sini untuk George karena aku menginginkan keadilan baginya karena dia baik. Tidak peduli apa pun yang dipikirkan orang, dia adalah orang baik."
Roxie Washington didampingi oleh pengacara keluarga dan teman dekat keluarga Stephen Jackson, mantan pemain National Basketball Association, yang membawa Gianna ke dalam gedung.
"Mengapa kita harus melihat rasa sakitnya? Aku di sini untuk mendapatkan keadilan bagi saudaraku ... dan entah bagaimana, kita akan mendapatkannya," kata Jackson.
Sumber : Reuters
Baca juga: Mayweather akan hadiri upacara pemakaman George Floyd
Baca juga: Penyanyi Halsey tertembak peluru karet saat aksi George Floyd