Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah Tbk secara mandiri melakukan rapid test kepada karyawan, sebagai langkah mengantisipasi dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di wilayah operasional perusahaan berpelat merah itu.
"Saat ini sudah 60 persen dari 6.000 karyawan yang telah di-rapid test COVID-19, tersebar di Kepulauan Bangka Belitung, Kepri, Jakarta dan wilayah operasional perusahaan lainnya," kata Direktur Utama PT Timah Tbk M. Riza Pahlevi di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan rapid test secara mandiri ini merupakan bentuk keseriusan PT Timah Tbk dalam mencegah dan menangani penyebaran COVID-19. Rapid test secara mandiri sebagai upaya untuk men-screening dan memetakan penyebaran COVID-19 di lingkungan internal perusahaan.
"Rapid test ini terus dilakukan secara berkala bagi karyawan dan tenaga alih daya (TAD) di seluruh wilayah operasional yang berjumlah sekitar 6.000 orang," ujarnya.
Menurut dia pemeriksaan rapid test ini terus dilakukan dengan target seluruh karyawan dan TAD. Bekerjasama dengan RSBT, rapid test dilakukan di kantor pusat, masing-masing wilayah operasional, hingga ke kapal-kapal perusahaan.
"Manajemen menyadari betul upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 yang dilakukan secara mandiri ini dapat mendeteksi dini penyebaran COVID-19, sehingga dapat ditempuh langkah-langkah penanganan yang tepat dan cepat. Rapid test massal yang dilakukan PT Timah juga sebagai salah satu persiapan untuk menuju new normal atau tatanan baru," katanya.
Ia menjelaskan dengan melakukan rapid test ini diharapkan dapat mendeteksi dan memetakan penyebaran COVID-19 di lingkungan perusahaan. Meskipun rapid test bukanlah penentu terpapar COVID-19 atau tidak, namun dengan upaya itu setidaknya memberikan gambaran tentang kondisi karyawan.
"Screnning-nya kita lakukan dengan rapid test, kalau tidak dites secara menyeluruh kan kita tidak tau apakah ada yang terpapar atau tidak. Dengan tes ini kami bisa memetakan mana yang perlu penanganan lebih lanjut mana yang tidak," katanya.
Ia tidak memungkiri ada beberapa hal yang akan berimplikasi dengan dilakukan rapid test, namun demi kebaikan bersama hal ini perlu dilakukan sehingga dapat memutus mata rantai penyebaran virus.
"Kalau pun ada yang hasilnya reaktif, bukan berarti mereka positif COVID-19. Ini yang harus kita ketahui sehingga mereka bisa kami tangani dulu, misalnya isolasi, agar ini tidak terus menyebar. Rapid test ini kami lakukan secara mandiri karena untuk mendeteksi ini," ujarnya.
Ia menambahkan sejauh ini, PT Timah melakukan upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 secara mandiri. Meskipun demikian, pihaknya tetap bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah tingkat provinsi hingga kabupaten/kota, tim satgas penanganan COVID-19 di berbagai wilayah, serta para pemangku kepentingan terkait.
"Kami lakukan ini secara mandiri tentunya tetap bersinergi, terutama dengan tim gugus tugas untuk kegiatan eksternal. Untuk kegiatan internal kami bersama dengan tim tanggap penanganan COVID-19 yang telah kami bentuk," katanya.