Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya meningkatkan keterampilan perajin tenun tradisional khas Mentok agar semakin berkembang.
"Pembuatan kain tenun tradisional tidak mudah, ada beberapa proses yang harus dikuasai para perajin agar bisa menghasilkan kain indah sekaligus menekan biaya pokok produksi," kata Kepala Bidang Industri Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Kabupaten Bangka Barat Agus Setyadi di Mentok, Selasa.
Menurut dia, kain tenun dengan proses manual memiliki tingkat kerumitan tinggi karena motif yang dihasilkan membutuhkan keterampilan dan kesabaran dalam menyusun per helai benang.
Di Mentok, Kabupaten Bangka Barat sejak lama terkenal sebagai salah satu penghasil kain tenun tradisional atau yang lebih dikenal dengan sebutan cual Mentok.
"Untuk menghasilkan kain cual, perajin perlu menyiapkan benang khusus sudah diwarnai yang nantinya akan disusun helai demi helai benang hingga menghasilkan motif dan pola ragam hias di kain itu," katanya.
Dalam membuat cual Mentok dibutuhkan keterampilan merintang benang pakan untuk menghasilkan sebuah pola desain yang indah dan corak ragam hias rumit dan indah khas kain cual Mentok.
Selama ini, para perajin tenun di daerah itu masih memesan benang sebagai bahan baku dari Palembang dengan harga yang cukup tinggi ditambah biaya kirim barang.
"Untuk itu, kami akan menggelar pelatihan membuat sendiri benang pola tersebut untuk mengurangi ketergantungan dari Palembang dan tentunya akan meringankan beban biaya pokok produksi," katanya.
Pelatihan rencananya akan diikuti sebanyak 12 orang perajin dari dua kelompok perajin tenun tradisional yang ada di Mentok, digelar selama lima hari, mulai Senin (1/12) dengan narasumber praktisi pelimaran dari Palembang, Sumatera Selatan.
"Para peserta nanti akan belajar membuat motif di benang bahan baku tenun, jika sudah paham cara membuat dan bisa produksi sendiri tentu akan menekan biaya modal," katanya.
Kain cual Mentok termasuk kain limar seperti sejumlah kain yang ada di Pulau Sumatera dengan yang memakai benang pakan sebagai bahan kain dengan tambahan benang emas atau benang perak.
Ciri lain dari limar adalah motif badan di tengah kain, motif tumpal dan motif pinggiran kain, kain ini berbeda dengan songket yang umumnya didominasi dengan corak utama menggunakan benang emas, sedangkan motif utama pada limar Mentok menggunakan benang pakan.
Berita Terkait
Perajin tenun Mentok diarahkan bidik konsumen menengah bawah
16 Desember 2020 08:52
Pemkab Bangka Barat tingkatkan daya saing kain tenun lokal
11 Desember 2020 17:13
Pemkab Bangka Barat tumbuhkan perajin kain tenun dari generasi muda
11 Desember 2020 14:54
Mengembalikan Mentok sebagai sentra kain cual
29 Februari 2020 11:30
Pemkab Bangka Barat dorong inovasi produk kain tenun lokal
28 Februari 2020 19:31
Pemkab Bangka Barat akan perbanyak motif kain cual
28 November 2019 19:55
Desain kreatif kain tradisional Babel banggakan daerah
22 Mei 2023 23:32
SPOTLIGHT Indonesia 2023 resmi dibuka dukung kebaruan wastra Nusantara
21 November 2023 12:02