Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Pemantauan dan Penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Choirul Anam mengatakan pihaknya akan menunggu hasil uji balistik menentukan jenis peluru yang ditemukan pada tempat kejadian perkara penembakan enam laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek kilometer 50.
"Soal proyektil itu terkait pistol atau laras panjang, pabrikan atau tidak, itu harus uji balistik. Jadi belum kami simpulkan, kami hanya menyampaikan di sini bahwa kami menemukan tujuh proyektil dan empat selongsong peluru (dari TKP). Nantinya masih ada proses berikutnya untuk menguji itu," kata Anam saat ditemui wartawan di Jakarta, Senin.
Hal itu disampaikan Anam untuk menjawab pertanyaan wartawan apakah benar jenis peluru yang ditemukan tim Komnas HAM dari TKP penembakan laskar FPI diduga berasal dari senjata rakitan kaliber 9mm.
Anam mengatakan nantinya pengujian balistik akan mampu menjawab semua pertanyaan itu secara terang dan jelas.
Untuk itu, agar objektif, ia berharap uji balistik nanti dapat dilakukan secara terbuka, akuntabel, dan transparan.
"Semoga uji balistik itu nanti transparan, akuntabel, dan bisa kita akses secara bersama-sama. Karena itu penting, ditunggu oleh semua orang," kata Anam.
Berita Terkait
Pengacara: polisi tembak laskar FPI untuk membela diri
25 Februari 2022 20:03
Ahli Hukum: Kematian empat anggota FPI merupakan pembunuhan
11 Januari 2022 22:34
Kuasa hukum Rizieq: Temuan atribut FPI di Condet tak bisa dikaitkan
30 Maret 2021 13:42
Presiden terima kedatangan TP3 enam laskar FPI
9 Maret 2021 12:48
Kejagung pernah terima SPDP kasus penembakan oleh 6 Laskar FPI
5 Maret 2021 09:29
Bareskrim Polri hentikan penyidikan kasus 6 Laskar FPI
4 Maret 2021 16:50
Kabareskrim Polri diminta jalankan rekomendasi Komnas HAM soal Laskar FPI
24 Februari 2021 21:50
Bareskrim menganalisis sejumlah BB dari Komnas HAM terkait penembakan Laskar FPI
17 Februari 2021 16:37