Banda Aceh (Antara Babel) - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional (BPN), Ferry Mursyidan Baldan mengingatkan kepada
masyarakat Aceh agar tak mengeksploitasi secara berlebihan lahan di
Aceh, khususnya dalam penemuan Batu Giok, di Kabupaten Nagan Raya, Aceh.
"Kita tak bleh merusak atau mengeksloitasi secara berlebihan.
Kewajiban kita, kita tidak boleh menghabiskan potensi yang ada atas
tanah bagi generasi ke depannya," katanya ketika Kuliah Umum dengan tema
Desentralisasi Kewenangan di bidang Pertanahan dalam Kaitan Otonomi
Khusus Aceh, di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Sabtu.
Penemuan Batu Giok sebanyak 20 ton itu menegaskan kehadiran negara
dalam hal pertanahan, dengan mengamankan bongkahan Batu Giok itu di
rumah dinas Ketua DPRK.
Pemerintah Aceh diharapkan memberikan
penghargaan bagi penemu bongkahan Batu Giok, sementara masyarakat yang
berada di sekitar penemuan Batu Giok harus mendapatkan penghargaan.
"Ini dilakukan agar tak ada konflik yang terjadi antara warga dengan pemerintah daerah," kata Ferry.
Pascapenemuan batu giok itu, kata dia, Pemerintah Aceh bisa
mendeteksi dengan perangkat teknologi canggih melihat kandungan tanah
yang berada di bawahnya.
"Kalau sudah dideteksi daerah mana yang menghasilkan kandungan jenis
batu yang lain, maka pemerintah Aceh patut menjelaskan kepada
masyarakat dan melakukan pengaturan-pengaturan. Sehingga tidak semua
orang berspekulasi untuk melakukan eksploitasi secara besar-besaran dan
sembarangan," ujarnya.
"Pascatsunami, kandungan yang ada di bawah
tanah Aceh luar biasa, yakni emas, uranium dan berbagai jenis batu.
Pemerintah Aceh harus bisa mengontrol dengan baik dalam pengelolaan dan
penggunaan lahan di Aceh," ujarnya.
Menteri Ferry Minta Jangan Eksploitasi Aceh Karena Batu Giok
Sabtu, 28 Februari 2015 14:21 WIB
"Kita tak bleh merusak atau mengeksloitasi secara berlebihan. Kewajiban kita, kita tidak boleh menghabiskan potensi yang ada atas tanah bagi generasi ke depannya,"