Pangkalpinang (ANTARA) - PLTU Bangka membuka peluang pemanfaatan produk hasil pembakaran batubara atau fly ash bottom ash (FABA) oleh masyarakat untuk berbagai kebutuhan konstruksi, lingkungan, hingga peningkatan kesuburan tanah.
Manager PLTU Bangka, I Gusti Ngurah Putra Astawa, Rabu, mengatakan FABA merupakan limbah B3 yang terdiri atas fly ash dan bottom ash, dan dapat dimanfaatkan secara luas setelah melalui proses pengelolaan yang aman.
“Dengan produksi batubara sekitar seribu ton per hari untuk menghasilkan listrik, PLTU menghasilkan 50 sampai 70 ton FABA setiap hari. Karena ada aturan masa simpan maksimal tiga tahun, kami membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mengambil FABA secara gratis,” ujarnya.
Ia menjelaskan, FABA dapat dimanfaatkan untuk menstabilkan tanah, terutama pada kawasan permukiman maupun fasilitas umum. Salah satu contoh pemanfaatan dilakukan pada urukan tanah di kawasan perumahan dan rumah sakit provinsi, dengan total penggunaan sebanyak 400 ton pada September hingga Oktober lalu.
Selain itu, FABA juga digunakan sebagai bahan bangunan, salah satunya melalui pembuatan balok beton dengan komposisi 70 persen FABA. Pemanfaatan tersebut telah diterapkan pada pembangunan taman FABA, konstruksi atraksi wisata, tembok, gedung, serta pembuatan batako yang melibatkan pelaku UMKM.
Di sektor lingkungan, CSR PLTU Bangka memanfaatkan FABA untuk pengembangan ekosistem laut di Pantai Tuing melalui program pencangkokan karang dan pembangunan rumah ikan. Program ini mulai menunjukkan hasil dengan meningkatnya populasi ikan di kawasan tersebut.
FABA turut dimanfaatkan untuk pupuk guna meningkatkan kesuburan lahan kritis melalui kerja sama dengan FORMAP. Salah satunya diterapkan di Bangka Barat untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat.
Menurut Astawa, pemanfaatan FABA tidak hanya mendukung pengelolaan limbah berkelanjutan, tetapi juga memberi manfaat langsung bagi masyarakat dan lingkungan. “Kami berharap pemanfaatan ini semakin luas dan memberikan dampak positif bagi pembangunan daerah,” katanya.
