Pangkalpinang (ANTARA) - BRI genap berusia 130 tahun pada 16 Desember 2025, merentang perjalanan panjang dari lembaga kecil di Purwokerto hingga menjadi bank terbesar di Indonesia dengan lebih dari 160 juta nasabah.
Untuk memperingati milestone ini, BRI meluncurkan logo baru dan mengangkat tema perayaan "Satu Bank Untuk Semua".
Tema ini merepresentasikan komitmen BRI untuk terus melayani seluruh lapisan masyarakat Indonesia, dari segmen mikro hingga korporasi, dengan dukungan ekosistem digital yang kuat.
Akar Sejarah: Dari Kebutuhan Rakyat dan Inisiatif Lokal
Cikal bakal BRI berawal dari kegelisahan seorang Patih di Purwokerto, Raden Aria Wirjaatmadja, pada tahun 1895. Ia melihat kesulitan yang dihadapi pegawai pribumi dalam mengakses layanan keuangan yang adil.
Awalnya, Raden Aria memberikan bantuan dari dana pribadinya, namun permintaan yang sangat tinggi membuat dana tersebut tak lagi mencukupi.
Pencarian Sumber Dana: Bersama orang-orang kepercayaannya seperti Atma Sapradja dan Djaja Soemitra, Raden Aria mencari solusi. Muncul gagasan untuk memanfaatkan kas Masjid Purwokerto sebagai sumber dana bergulir untuk membantu masyarakat.
Dukungan Awal: Gagasan ini mendapat dukungan penuh dari Penghulu Masjid, Kiai Mohammad Redja Soepena, dan persetujuan Asisten Residen E. Sieburgh. Mereka meyakini tujuan mulia dari penggunaan dana tersebut.
Langkah Legal: Aturan pemerintah Hindia Belanda yang melarang penggunaan dana masjid untuk kegiatan di luar ibadah sempat menghentikan inisiatif ini. Namun, kepercayaan masyarakat telah terbangun. Para peminjam tetap mengembalikan pinjaman dengan tertib, dan hal ini menarik minat para priyayi Eropa yang menganut politik etis untuk mendukung pendirian lembaga yang lebih resmi.
Transformasi Nama dan Penegasan Peran
Lembaga ini mengalami beberapa kali perubahan nama seiring perjalanan sejarah bangsa, sebelum akhirnya menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang kita kenal sekarang.
Perubahan Nama BRI dari Masa ke Masa:
· 1895: Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren (Bank Pertolongan dan Tabungan Priyayi Purwokerto)
· 1912: Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene
· 1934: Algemene Volkscredietbank (aVB)
· 1942-1945 (Masa Pendudukan Jepang): Syomin Ginko
· Pasca Kemerdekaan: Bank Rakyat Indonesia (BRI). Peran strategisnya ditegaskan melalui Undang-Undang No. 21 Tahun 1968, yang menetapkan BRI sebagai bank umum dan agen pembangunan.
BRI Hari Ini: Raksasa UMKM dan Inklusi Keuangan Digital
Kini, setelah 130 tahun, misi awal untuk memajukan ekonomi rakyat tetap hidup dan telah bertransformasi dengan kekuatan teknologi.
Dampak dan Pencapaian Kontemporer BRI:
· Fokus pada UMKM: BRI adalah bank UMKM terbesar di Indonesia.
· Holding Ultra Mikro: Melalui kolaborasi dengan Pegadaian dan PNM, menjangkau 34.5 juta debitur aktif dan mengelola 185 juta rekening simpanan mikro.
· Jaringan Fisik Terluas: Memiliki lebih dari 1.2 juta AgenBRILink yang tersebar di 66,648 desa, serta lebih dari 687 ribu unit E-Channel.
· Transformasi Digital: Aplikasi BRImo telah digunakan oleh lebih dari 44.4 juta pengguna.
· Dukungan pada Program Pemerintah: Menjadi penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar, mendukung Program Makan Bergizi Gratis, dan menyalurkan pembiayaan perumahan (FLPP) untuk program 3 juta rumah..
Perjalanan 130 tahun BRI adalah cerita tentang ketahanan, adaptasi, dan komitmen yang tak tergoyahkan terhadap inklusi keuangan.
Dari Purwokerto, misi mulia untuk memberdayakan masyarakat melalui akses keuangan yang adil telah tumbuh menjadi kekuatan nasional yang mendorong perekonomian Indonesia hingga ke pelosok negeri.
