Direksi PT Persis Solo Saestu mengumpulkan seluruh pengurus dan pemain tim berkostum merah merah tersebut mengadakan rapat secara tertutup di Balai Persis Solo, Minggu.
Pihak menajemen mengambil jalan terbaik dengan membubarkan tim Persis Solo karena belum ada kejelasan berlangsungnya kompetisi sepak bola di Tanah Air.
Menurut Chief Eksekutif Officer (CEO) PT Persis Solo Saestu, Paulus Haryoto, pembubaran tim Persis Solo musim kompetisi tahun ini, karena dampak pembekuan PSSI sehingga membuat aktifitas sepak bola di Indonesia dihentikan seluruhnya.
Menurut Paulus Haryoto, dampak dihentikan kompetisi membuat tim Persis Solo kesulitan untuk mencukupi kebutuhan operasional klub terutama gaji untuk pemain/bulan.
Pihaknya tetap akan membayar gaji pelatih dan pemainnya untuk periode April-Mei.
Namun, pihak manajemen Persis hanya sanggup membayar gaji pemain yang sudah dikontrak musim tahun ini sebesar setengah dari gajinya.
Andrid Wibowo salah satu pemain sayap Persis Solo, saat dimintai konfirmasi soal pembubaran timnya, menyatakan, pasrah dengan keputusan pihak manajemen.
Menurut Andrid Wibowo, dirinya hanya bisa pasrah dengan menerima 50 persen gajinya bulan ini, dan kekurangannya akan dibayar jika ada kegiatan turnamen.
Menurut Andrid, dia fokus latihan sendiri maupun dengan sesama pemain untuk menjaga kondisi fisik tetap prima.
Namun, pihak manajemen Persis hanya sanggup membayar gaji pemain yang sudah dikontrak musim tahun ini sebesar setengah dari gajinya.
Andrid Wibowo salah satu pemain sayap Persis Solo, saat dimintai konfirmasi soal pembubaran timnya, menyatakan, pasrah dengan keputusan pihak manajemen.
Menurut Andrid Wibowo, dirinya hanya bisa pasrah dengan menerima 50 persen gajinya bulan ini, dan kekurangannya akan dibayar jika ada kegiatan turnamen.
Menurut Andrid, dia fokus latihan sendiri maupun dengan sesama pemain untuk menjaga kondisi fisik tetap prima.