Jakarta (ANTARA Babel) - Pakar epidemologi Universitas Indonesia, dr Tri Y Wahyono, mengimbau masyarakat berhati-hati menggunakan krim antinyamuk untuk mencegah penularan demam berdarah dengue, karena penggunaan dalam jangka panjang akan berakibat pada kesehatan kulit.
"Apabila ditinjau dari produk kimia, semacam krim seperti itu jika dipakai secara terus-menerus akan menimbulkan iritasi kulit," katanya usai konferensi pers dan diskusi yang bertajuk "Langkah Pencegahan Demam Berdarah Paling Efektif", di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta, Rabu.
Dia menilai bukan hanya kulit yang akan mengalami iritasi, tetapi juga nyamuk akan resisten terhadap kandungan senyawa yang dipakai untuk mengusir mereka.
"Ada dua kemungkinan kalau kita menggunakan krim itu ataupun racun semprot antinyamuk, yaitu kita yang terkena penyakit iritasi tapi nyamuknya resisten atau tambah kebal terhadap bahan itu," katanya.
Dia menyarankan agar masyarakat membaca aturan pakai sebelum menggunakan krim atau senyawa kimia antinyamuk semprot tersebut.
"Ini juga harus menjadi perhatian pemerintah, yakni pengawasan karena sebagian besar masyarakat pengguna krim antinyamuk itu masyarakat menengah ke bawah," katanya.
nyamuk
Berita Terkait
Linkin Park bakal sambangi Jakarta pada Februari 2025
15 November 2024 11:03
Makanan manis punya daya tarik tinggi bagi anak
15 November 2024 09:42
Lyodra dan Disney berkolaborasi untuk soundtrack film "Moana 2"
14 November 2024 18:14
My Chemical Romance akan kembali dengan tur The Black Parade
13 November 2024 15:50
Obat penurun berat badan bisa bantu kurangi risiko serangan jantung
13 November 2024 14:01
Studi baru tunjukkan kaitan konstipasi dengan risiko penyakit jantung
13 November 2024 12:42
Delapan tips agar masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik
13 November 2024 11:29