Bangka Tengah, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melibatkan pihak lintas sektoral dalam upaya mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Pemerintah terus proaktif baik sebagai fasilitator, regulator maupun operator dalam melindungi perempuan dan anak," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Minggu.
Bupati menjelaskan kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat memberikan dampak yang luas tidak hanya terhadap korban, tetapi juga berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang anak.
"Kekerasan terhadap perempuan dan anak sering kali terjadi di lingkungan domestik (rumah tangga), di samping terjadi di lingkungan publik/umum atau di suatu komunitas," jelasnya.
Menurut Bupati, banyak faktor yang menyebabkan perempuan dan anak mengalami permasalahan, di antaranya salah persepsi yang menganggap wajar apabila kekerasan dilakukan terhadap perempuan dan anak sebagai salah satu cara mendidik mereka.
"Kekerasan terhadap perempuan dan anak juga disebabkan faktor lain di antaranya faktor budaya, faktor kemiskinan dan faktor lainnya, sehingga menimbulkan eksploitasi diskriminasi dan perampasan hak-hak perdata perempuan dan anak," katanya.
Kepala DPPKBPPPA Kabupaten Bangka Tengah, Dede Lina Lindayanti mengatakan daerah tersebut sejak 2015 sudah mengkampanyekan sebagai daerah kabupaten layak anak (KLA).
"Kami juga baru saja menerima penghargaan sebagai KLA untuk kategori nindya, ini tantangan bagi kami untuk tetap mempertahankan daerah ini sebagai kabupaten yang ramah dan damai bagi anak," katanya.