Depok (ANTARA) - Kuasa Hukum JNE Anthony Jono menegaskan bahwa beras yang dikubur di Depok, Jawa Barat bukan beras bansos dari presiden, itu adalah beras milik JNE.
"Setelah beras dari gudang Bulog diambil, dalam perjalanan ada yang kena hujan. Sehingga itu biasa lah basah, ada berjamur, itu sudah tidak layak konsumsi," kata Anthony di lokasi dikuburnya beras di Depok, Jawa Barat, Rabu.
Menurut dia tidak mungkin beras rusak disalurkan kepada masyarakat. "Tidak mungkin beras rusak kita kasih kepada penerima manfaat," katanya.
"Jadi kami bertanggung jawab, kita ganti semua beras yang rusak. Ada nggak penerima manfaat yang komplain? Sampai hari ini tidak ada. Kita sudah ganti semua. Jadi tidak ada kerugian sedikitpun," katanya.
Anthony mengatakan ketika diambil dari gudang Bulog, tentu ada stiker. Karena memang itu awalnya memang ditujukan untuk dibagikan bansos. "Tapi kan diperjalanan rusak. Ketika rusak, tentu kita pindahkan ke gudang, kita ganti lagi" ujarnya..
"Semua yang rusak sudah kita ganti dan terdokumentasi dengan baik," tegasnya.
Berita Terkait
Bulog Belitung jual dua ton beras SPHP di Pasar Tani
15 November 2024 19:37
Molen-PDI Perjuangan siapkan 50 ton beras untuk masyarakat Pangkalpinang
10 November 2024 19:36
Produksi beras petani Babel naik 13,52 persen
4 November 2024 13:49
Gunawan "sadbor" ditangkap karena promosikan judi daring
1 November 2024 17:47
Produksi padi petani Bangka Belitung naik jadi 75.6 ton
1 November 2024 12:21
Bulog Belitung pasarkan beras SPHP ke wilayah pelosok
20 Oktober 2024 17:50
Bulog Belitung jamin kebutuhan beras masyarakat mencukupi
19 Oktober 2024 15:26
Harga komoditas pangan 19 Oktober, bawang merah Rp29.520 per kg
19 Oktober 2024 12:12