Pangkalpinang (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Kepulauan Bangka Belitung mendukung kegiatan inovasi bidang pertanian melalui budidaya bawang merah yang berbasis digital.
"Kegiatan yang melibatkan para petani lokal ini sekaligus mendukung gerakan nasional pengendalian inflasi pangan, kami berharap apa yang telah dilakukan bisa membantu kestabilan harga dan ketersediaan pangan di daerah," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Babel Budi Widihartanto di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan kegiatan inovasi budidaya bawang merah berbasis berbasis digital dan true shallot seed atau pembenihan bawang merah dilakukan dengan penggunaan biji botani bersinergi dengan pemerintah daerah setempat.
Kegiatan tersebut sejalan dengan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang telah diluncurkan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada 10 Agustus 2022 di kota Malang.
Pelatihan diberikan kepada 23 peserta dari Pemerintah Daerah Provinsi dan sejumlah petani serta Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dari beberapa kabupaten antara lain Bangka Tengah, Bangka, Bangka Barat, dan Belitung.
"Pelatihan ini berlangsung selama empat hari, mulai tanggal 8 Agustus 2022, yang diawali dengan dengan studi lapangan implementasi kebun digital di lahan bawang merah Kelompok Tani Tricipta, Cimenyan, Bandung," katanya.
Kelompok tani Tricipta merupakan salah satu kelompok petani percontohan tingkat nasional, serta peninjauan gudang pasca panen Kelompok Tani Tricipta yang sedang dalam tahap pembangunan infrastruktur modern.
Selanjutnya, peserta secara intensif dibekali pelatihan budidaya bawang merah dengan menggunakan biji/TSS di CV Argopundi Lestari, Brebes, Jawa Tengah. Materi yang diberikan dimulai dari tahap penanaman, pemeliharaan tanaman sampai dengan tata kelola panen dan pascapanen.
Melalui kegiatan itu banyak manfaat yang didapatkan oleh petani maupun pemerintah daerah, antara lain efektivitas dan efisiensi biaya produksi karena biaya yang dibutuhkan lebih rendah jika dibandingkan dengan menggunakan benih umbi.
Selain itu, menurut dia, penggunaan biji botani bisa memperkecil risiko penyebaran bibit penyakit yang rentan dialami pada penggunaan umbi.
Kemudian, dalam jangka menengah dan panjang, penggunaan benih biji botani ini akan membentuk kemandirian benih di wilayah Bangka Belitung, sehingga selain lebih menekan biaya, juga mengurangi kompleksitas manajemen risiko dan uji mutu yang harus diterapkan jika membeli benih dari wilayah lain.
"Pengiriman benih dari luar daerah memiliki risiko kualitas benih menurun karena faktor jarak tempuh maupun karena oknum penjual yang mencampur atau mengoplos bibit berkualitas dengan yang kurang bermutu untuk mendapatkan keuntungan," kata Budi.
Kegiatan tersebut juga merupakan implementasi program Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Babel dalam rangka meningkatkan produktivitas dan efisiensi tanaman hortikultura sehingga ketersediaan pasokan komoditas pangan termasuk bawang merah.