Yogyakarta (ANTARA) - Manajemen PSS Sleman mendukung keputusan operator kompetisi untuk menghentikan sementara Liga 1 Indonesia terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang menewaskan 125 orang usai laga Arema FC dan Persebaya, Sabtu malam.
"Mengenai sanksi dan pemberhentian sementara kompetisi, kami rasa ini adalah yang terbaik untuk saat ini. Jadi kita semua punya kesempatan untuk mengevaluasi dan berbenah," kata Direktur utama PT Putra Sleman Sembada (PT PSS) Andywardhana melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Minggu.
Andy berharap keputusan tersebut membuat penyelenggaraan pertandingan sepak bola Indonesia ke depan berlangsung aman, bersahabat, dan lebih baik.
"Kita harus menyadari ini tidak hanya bisa terjadi di Malang, ini bisa terjadi di mana pun jika dengan kondisi seperti ini," ujarnya.
Meski demikian, ia enggan menanggapi apakah sebaiknya liga dihentikan atau tidak.
Menurutnya, hal terpenting untuk saat ini dibahas adalah rasa duka mendalam dan trauma yang dirasakan para suporter.
"Saya tidak ingin berkomentar mengenai apakah saya setuju atau tidak mengenai penghentian Liga karena menurut saya yang paling penting untuk saat ini adalah rasa duka dan trauma dari keluarga korban yang harus kita pentingkan," ucapnya.
Andy berharap tragedi serupa tidak terulang di kemudian hari.
Ia meminta peristiwa tersebut segera dievaluasi dengan baik tanpa saling menyalahkan satu sama lain sehingga ke depan kompetisi bisa digelar dengan lebih baik lagi.
"PSS Sleman mengucapkan turut berbela sungkawa kepada para korban meninggal dunia pasca-tragedi Kanjuruhan semalam. Kami sangat menyesalkan atas kejadian ini dan tentu kita semua harus mengambil hikmah atas kejadian ini," tutur Andywardhana.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) menghentikan Liga 1 Indonesia musim 2022-2023 selama satu pekan setelah kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, usai laga Arema FC versus Persebaya, Sabtu (1/10).
"Keputusan tersebut kami umumkan setelah kami mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI (Mochamad Iriawan). Ini dilakukan untuk menghormati semua pihak, sambil menunggu proses investigasi dari PSSI," kata Direktur Utama LIB Akhmad Hadian Lukita dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu dini hari.