Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menginginkan adanya penambahan pesawat nirawak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) untuk menjaga pertahanan udara Indonesia.
"Betul. Untuk UAV sendiri kita menginginkan adanya penambahan, baik yang dari produk luar negeri dan produk dalam negeri. Kita terus mendorong produk dalam negeri untuk juga menjadi kekuatan kita," kata Kasau di sela-sela acara Seminar Nasional "Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan" di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa.
Menurut dia, untuk Skuadron Udara 51 UAV di Lanud Supadio, Pontianak sudah ada pengembangan di beberapa tempat. Namun, Fadjar tidak bisa menjelaskan secara terbuka.
"Maaf saya tidak bisa sebutkan terlalu terbuka. Karena UAV adalah salah satu alutsista yang sensitif, yang kegiatannya perlu ada kerahasiaan," kata Fadjar.
Namun demikian, dalam perencanaan sudah ada pengembangan yang sifatnya "mobile".
"Ini siap untuk digerakkan kemana saja, selain ada yang memang fix (di satu tempat)," tuturnya.
Sementara itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan, TNI Angkatan Udara harus membangun kekuatan pertahanan udara Indonesia dengan basis kekuatan pesawat nirawak (drone) yang memiliki kemampuan untuk menyerang lawan.
"Kita harus mengerahkan sekarang taktik teknologi dan kemampuan kumpulan drone dalam jumlah besar, drone Kamikaze dan sistem otonomus, sistem-sistem robotik di udara dan di laut dan di darat," kata Prabowo.
Bahkan, Prabowo berimajinasi di masa yang akan datang kekuatan pesawat nirawak atau UAV yang dimiliki TNI Angkatan Udara dapat menjadi benteng pertahanan utama bagi kedirgantaraan Indonesia.
"Nanti ibaratnya ada satu pesawat tempur katakanlah F-15 kita, katakanlah Rafale kita, tapi di sekelilingnya Rafale kita atau di sekeliling F15 kita mungkin ada 15 drone. Jadi satu pilot dikawal oleh 15 drone yang semua drone punya rudal anti-pesawat," ujarnya.
"Jadi satu Skadron akan menjadi 10 Skadron, atau 15 Skadron dengan harga yang tidak sebesar 15 Skadron. Jadi ini nanti juga akan meningkatkan kemampuan kita dengan cepat," kata Prabowo menambahkan.
Konflik antara Ukraina dan Rusia adalah sebuah peristiwa yang harus diambil pembelajaran bagi kekuatan pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ukraina, kata Prabowo, berhasil memberikan pembelajaran kepada seluruh dunia bahwa kekuatan pesawat nirawak (UAV) yang memiliki kemampuan membawa rudal-rudal mematikan dapat melakukan serangan ke titik-titik pertahanan Rusia.
Berita Terkait
Kasau: pentingnya teknologi dirgantara dalam tangani bencana alam
17 September 2024 16:30
TNI AU lantik 41 penerbang baru yang siap perkuat pertahanan udara
30 Mei 2024 15:47
TNI AU ajak awak media ikuti "Kasau Award"
28 Mei 2024 16:47
Kasau pantau perjalanan pertama C-130 Super Hercules A-1343 ke Merauke
6 Maret 2024 10:36
KPK kembali panggil mantan Kasau Agus Supriatna pada Kamis
13 September 2022 12:34
Panglima terima laporan Kasau soal perawatan pesawat TNI AU
11 Februari 2022 20:21
Kasau: Latihan Angkasa Yudha 2021 tingkatkan profesionalisme prajurit
24 November 2021 21:49
Kasau sampaikan langsung program kerja prioritas kepada Panglima TNI
22 November 2021 21:20