Sampit, Kalteng (Antara Babel) - Puluhan anggota Brimob dari Detasemen B
Pelopor dan Kepolisian Resor Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah,
menggeledah kamar yang pernah ditempati terduga teroris bom kawasan
Sarinah, Dian Juni Kurniadi.
"Penggeledahan ini tindak lanjut dari Mabes Polri. Kami di sini
hanya membantu memeriksa kamar ini," kata Kapolres Kotawaringin Timur,
AKBP Hendra Wirawan didampingi Komandan Batalyon Detasemen B Pelopor
Brimob Polda Kalimantan Tengah, AKBP Lili Marli di Sampit, Sabtu.
Penggeledahan dilakukan di mess karyawan PT Charoen Pokphand Jaya
Farm di Jalan Jenderal Sudirman km 18 Sampit. Dian atau akrab disapa
Inyong, pernah dua tahun jadi mekanik di perusahaan peternakan ayam ini,
kemudian berhenti bekerja pada September 2015.
Penggeledahan dilakukan sekitar pukul 08:00 WIB. Tim Anti Teror
langsung merangsak masuk dan langsung melakukan pemeriksaan di setiap
sudut, bahkan hingga ke plafon kamar tersebut. Selanjutnya tim Inafis
melakukan pemeriksaan secara rinci.
Kamar berukuran sekitar 5x8 meter yang dilengkapi pendingin
ruangan itu sebenarnya sudah dihuni karyawan lain, mekanik pengganti
Dian. Namun penggeledahan tetap dilakukan untuk mencari kemungkinan
adanya benda-benda yang diduga terkait aksi teroris yang diduga
dilakukan Dian.
Sejumlah benda diamankan diantaranya kabel, benda mirip timer,
relay dan lainnya. Benda-benda itu diamankan dan dibawa untuk diperiksa
lebih lanjut sebagai barang bukti.
"Ini barang-barang milik kantor tapi dia (Dian) bawa ke rumah.
Timer dan lainnya ini ada di sini karena dia memang mekanik dan
sehari-hari bergelut dengan alat-alat ini," kata Maskun, mekanik yang
kini menempati kamar yang sebelumnya ditempati Dian.
Saat penggeledahan yang berlangsung sekitar satu jam itu, mess
karyawan yang terdiri sekitar 18 kamar itu terlihat sepi. Karyawan dan
keluarga mereka tidak diperkenankan mendekati lokasi penggeledahan kamar
yang berada paling ujung tersebut.
Hendra membenarkan sejumlah benda diamankan, namun dia memastikan
benda-benda tersebut tidak terkait kegiatan teroris. Juga tidak ada
buku-buku terkait paham atau aksi terlarang tertentu.
"Karena yang bersangkutan mekanik, jadi banyak benda-benda
rakitan, kabel dan bukunya. Tidak ada benda-benda yang mencurigakan,"
jelas Hendra.
Hendra yakin Dian sudah menjadi target sejak lama namun keburu
menghilang. Saat di Sampit, aktivitasnya tidak ada tanda-tanda mengarah
pada terorisme, sehingga diduga dia mulai aktif melaksanakan aktivitas
terlarang setelah ke luar dari Sampit, meski diduga sudah mulai terlibat
jaringan teroris.
Polres Kotawaringin Timur kini meningkatkan kewaspadaan untuk
mengantisipasi kemungkinan adanya teroris di daerah ini. Masyarakat
diminta ikut waspada dan melaporkan jika ada orang atau kelompok yang
mencurigakan.