Moskow (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov meragukan penolakan Jerman untuk mengirim jet tempur ke Ukraina, dengan mengatakan bahwa Kanselir Olaf Scholz dikenal karena posisinya yang berubah-ubah selama perang.
"Semuanya dimulai dengan (pemberian) sejumlah helm untuk prajurit Ukraina, kemudian senjata kecil muncul, dan sekarang mereka berbicara tentang pesawat terbang ...," kata Lavrov, Kamis (2/2), kepada stasiun televisi Rossiya 24.
"Scholz bersumpah bahwa itu tidak akan pernah terjadi, tetapi Scholz juga dikenal karena kemampuannya mengubah posisinya dengan cukup cepat," kata Lavrov, melanjutkan.
Dia menyebutkan bahwa Menlu Jerman Annalena Baerbock mengatakan Berlin sedang berperang melawan Rusia.
Semakin banyak senjata jarak jauh yang dipasok ke Ukraina, semakin jauh Rusia harus memindahkan senjata-senjata tersebut dari wilayah itu, kata Lavrov.
Jerman pada awalnya enggan mengirim senjata berat ke Ukraina, namun sekarang tunduk pada tekanan internasional dan justru menjadi salah satu pemasok utama bantuan militer ke Ukraina,
Pekan lalu, Jerman memutuskan untuk memasok tank tempur Leopard 2 ke negara yang dilanda perang itu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah meminta pasokan jet tempur kepada negara-negara Barat, tetapi Scholz menolak permintaannya.
Sumber: Anadolu