Jakarta (ANTARA) - Perawatan terbaik untuk batuk akan bergantung pada penyebab yang mendasarinya, meski alergi, infeksi, dan refluks asam merupakan beberapa penyebab mendasar dari batuk.
Sejumlah pengobatan rumahan, seperti madu dan kumur air asin dapat membantu. Namun jika tidak kunjung sembuh dan gejala makin parah, maka pergi menemui dokter adalah jalan yang bijak.
Sebelum hal itu terjadi, Medical News Today dalam sebuah artikelnya yang dikutip Rabu, merekomendasikan sejumlah langkah pengobatan alami yang dapat membantu meredakan batuk, berikut di antaranya:
1. Madu
Menurut penelitian, madu dapat meredakan batuk. Dalam tinjauan studi tahun 2021, para peneliti melihat efek penggunaan madu untuk mengobati batuk pada infeksi saluran pernapasan atas.
Madu lebih unggul dari perawatan biasa, baik dalam menekan batuk maupun membantu mencegah kebutuhan akan antibiotik.
Seseorang dapat menggunakan obat ini dengan menelan sesendok madu atau menambahkan ke dalam minuman panas, seperti teh herbal.
2. Jahe
Jahe dapat meredakan batuk kering atau asma, karena memiliki sifat anti-inflamasi. Jahe juga dapat meredakan mual dan nyeri.
Hanya beberapa penelitian lama yang melihat efek jahe pada batuk. Sebuah studi dari tahun 2015 meneliti 10 produk alami berbeda yang digunakan dalam pengobatan tradisional Asia, termasuk jahe.
Para peneliti menemukan bahwa jahe, bersama dengan pengobatan lain, termasuk madu, telah memainkan peran jangka panjang dalam pengobatan tradisional.
Orang sering menambahkan jahe ke piring atau meminumnya dengan teh. Namun, dalam beberapa kasus, teh jahe bisa menyebabkan sakit perut atau mulas.
3. Cairan panas
Penelitian pada 2008 menunjukkan bahwa minum cairan pada suhu kamar dapat meredakan batuk, pilek, dan bersin. Namun, orang dengan gejala pilek atau flu tambahan dapat memperoleh manfaat dari menghangatkan minuman mereka.
Studi yang sama melaporkan bahwa minuman panas meringankan lebih banyak gejala, termasuk sakit tenggorokan, menggigil, dan kelelahan. Pereda gejala segera dan bertahan untuk waktu yang lama setelah menghabiskan minuman panas.
Minuman panas yang mungkin menenangkan meliputi kaldu bening, teh herbal, teh hitam tanpa kafein dan air hangat serta jus buah hangat.
4. Uap
Batuk basah, yang menghasilkan lendir atau dahak, dapat membaik dengan uap.
Untuk mencoba metode ini, seseorang harus mandi air panas atau berendam dan membiarkan kamar mandi terisi uap. Mereka harus tetap dalam uap ini selama beberapa menit sampai gejala mereda. Kemudian, sesudahnya dapat minum segelas air untuk mendinginkan dan mencegah dehidrasi.
5. Akar marshmallow
Akar marshmallow adalah ramuan yang memiliki sejarah panjang digunakan sebagai pengobatan batuk dan sakit tenggorokan.
Ramuan ini dapat meredakan iritasi akibat batuk karena kandungan lendirnya yang tinggi. Lendir adalah zat kental dan lengket yang melapisi tenggorokan.
Sebuah studi tahun 2020, peneliti mencatat efek pelapisan dari ekstrak akar marshmallow yang memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi dan memberikan kelegaan yang serupa dengan diklofenak, obat antiinflamasi nonsteroid. Penelitian ini menggunakan pengujian in vitro.
6. Kumur air asin
Sejak lama orang telah menggunakan obat kumur air asin untuk membantu meringankan sakit tenggorokan dan gejala yang berhubungan dengan flu biasa. Ini dapat membantu melonggarkan lendir dan mengurangi rasa sakit.
Namun, kemungkinan itu tidak akan membantu mengurangi viral load. Sebuah studi tahun 2021, peneliti membandingkan obat kumur antiseptik yang berbeda untuk membantu mencegah penyebaran COVID-19. Mereka menemukan bahwa beberapa merek komersial mengurangi viral load, tetapi larutan air asin buatan laboratorium tidak membunuh virus secara efektif.
7. Perubahan pola makan untuk refluks asam
Refluks asam adalah penyebab umum dari batuk. Menghindari makanan yang dapat memicu naiknya asam lambung adalah salah satu cara terbaik untuk mengatasi kondisi ini dan mengurangi batuk yang menyertainya.
Setiap individu mungkin memiliki pemicu refluks berbeda yang perlu mereka hindari. Orang yang tidak yakin apa yang menyebabkan refluksnya dapat mulai dengan menghilangkan pemicu yang paling umum dari makanannya dan memantau gejalanya.
Makanan dan minuman yang paling sering memicu refluks asam meliputi alcohol, kafein, cokelat, makanan jeruk, gorengan dan makanan berlemak, bawang putih dan bawang merah, daun mint, rempah-rempah dan makanan pedas serta tomat dan produk berbasis tomat.
Meski pengobatan dapat membantu, tetapi penderita tetap harus menemui dokter jika batuk berlangsung lama atau berulang, mengalami sesak napas, terdapat darah atau lendir hijau kekuningan, terjadi demam atau sakit kepala dan batuk mengeluarkan suara mengi atau rejan.