Jakarta (ANTARA) -
Keputusan itu ditentang berbagai pihak, hingga berdampak pada hubungan perdagangan produk akutik Jepang dengan sejumlah negara.
Kebijakan Jepang yang kontroversial itu pun diikuti dengan kemunculan sejumlah unggahan di media sosial, yang diklaim sebagai dampak dari pembuangan limbah Fukushima.
Salah satunya adalah cuplikan gambar delapan detik, yang menampilkan ribuan ikan naik ke permukaan air hingga berloncatan. Video tersebut marak dibagikan di Facebook serta TikTok.
"Ikan ikan bermunculan dan banyak ikan ikan yang mati di pinggir pantai, akibat Jepang membuang limbah nuklir ke laut lepas," demikian isi keterangan unggahan video di Facebook.
Lalu, benarkah ikan-ikan yang muncul ke permukaan dalam video tersebut merupakan dampak dari limbah Jepang?
Penjelasan:
ANTARA melakukan penelusuran dan mendapatkan dua video serupa yang telah diunggah di YouTube pada September dan November 2022. Jauh sebelum momen Jepang melepaskan limbah Fukushima di laut pada Agustus 2023.
Kedua video tersebut diedarkan tanpa keterangan. Namun, pada kedua video di YouTube itu termuat logo Aplikasi Zilli yang merupakan platform pengembangan China pada 2019.
Kantor berita Kyodo juga telah merilis berita yang menyatakan bahwa Badan Perikanan Jepang telah menguji ikan di perairan sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, dua hari berselang pembuangan limbah, yakni pada 26 Agustus 2023.
Hasilnya, tidak terdeteksi isotop radioaktif tritium pada ikan-ikan itu.
Merujuk Komisi Keamanan Nuklir Kanada, Tritium adalah isotop radioaktif hidrogen yang merupakan produk sampingan dari reaktor nuklir.
Saat meluruh, tritium memancarkan radiasi beta yang relatif lemah. Namun, dapat meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi dalam jumlah yang sangat banyak.
Beberapa referensi itu sekaligus membantah narasi video tentang efek limbah nuklir Jepang yang beredar di media sosial.
Klaim: Ribuan ikan muncul ke permukaan akibat limbah Jepang
Rating: Hoaks