Jakarta (ANTARA) -
“Salah satu penyebab kenaikan harga Bitcoin ini adalah adanya optimisme atas persetujuan ETF (Exchange-Traded Fund) Bitcoin dari SEC (Securities and Exchange Commission),” kata CEO Indodax Oscar Darmawan dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa.
Menurut dia, ETF Bitcoin juga dapat melahirkan arus modal baru ke crypto market yang dapat meningkatkan permintaan dari para investor ataupun trader.
Selain dapat mendorong kenaikan harga, adanya ETF Bitcoin turut mendorong reputasi aset kripto karena dampak dari ETF Bitcoin bisa bertahan lama. Salah satunya yaitu volatilitas yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Penyebab lain harga Bitcoin naik adalah adanya halving day Bitcoin yang diprediksi terjadi di tahun depan.
“Adanya halving Bitcoin juga sangat berpengaruh dengan penawaran dan permintaan Bitcoin yang akan berdampak terhadap harga jual beli Bitcoin. Jika mengurangi reward blok, halving akan membatasi jumlah Bitcoin baru yang masuk ke pasar. Pada saat pasokan baru berkurang dan permintaan tetap tinggi bahkan meningkat, hal ini akan mendorong kenaikan harga Bitcoin,” ucap Oscar.
Terlebih, Bitcoin disebut hanya diciptakan sebanyak 21 juta keping di dunia yang membuat mata uang digital tersebut ini langka dan diminati banyak orang.
“Jika 1 BTC setara kurang lebih Rp500 juta, artinya dengan memiliki 2 BTC, orang tersebut sudah memiliki Rp1 miliar. Tentunya hal ini sangat menguntungkan bagi para member kami yang menyimpan Bitcoin. Terlebih tahun depan akan terjadi halving day, di mana harganya menurut para praktisi kripto diperkirakan akan melebihi harga saat ini,” ujar dia.
Karena itu, Oscar menyarankan para investor atau trader untuk melakukan investasi secara disiplin dan rutin dengan teknik cicil dollar cost averaging (DCA).
Teknik dollar cost averaging (DCA) akan membantu investor untuk membeli aset kripto potensial secara berkala, sehingga menciptakan konsep investasi yang konsisten dan sehat setiap bulannya.
“Selaku crypto exchange terpercaya di Indonesia, INDODAX kini memiliki fitur baru untuk membantu para investor untuk berinvestasi dengan teknik dollar cost averaging (DCA) yang diberi nama fitur investasi rutin. Fitur ini memungkinkan para investor, untuk berinvestasi secara rutin setiap bulannya dengan jumlah yang sama,” ungkapnya Oscar Darmawan.