Belitung (ANTARA) - Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Safrizal ZA saat membuka Rakor Koordinasi Daerah Badan Pusat Statistik (BPS) Sensus Pertanian untuk Provinsi/Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyebutkan bahwa inovasi bidang pertanian menjadi kunci pengendalian inflasi.
“Dalam era disrupsi dengan perkembangan yang serba cepat dan dinamis, visi jangka panjang menjadi kunci untuk pembangunan yang berkelanjutan,” kata Pj Gubernur Safrizal di Tanjung Pandan, Selasa.
Ia mengatakan di tengah permasalahan yang dihadapi seperti kekurangan air dan fenomena cuaca El Nino yang dikhawatirkan berpengaruh pada produksi hasil panen padi, inflasi bahan pangan terutama beras menjadi persoalan yang masih membayangi, terutama di Provinsi Bangka Belitung.
“Saat ini kita sedang menggalakkan kepada para petani supaya melakukan beragam inovasi dalam mengelola pertanian serta melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi lahan sehingga dapat memperkecil rasio defisit pangan, lebih jauh kita dapat berswsembada sehingga inflasi dapat terkendali, kuat pula ketahanan pangan kita” kata Safrizal.
Ia menyebutkan meskipun sekarang mengalami kekurangan air, namun masih bisa panen. Dari hasil survey kerangka sampel area (KSA) BPS luas panen padi di Provinsi Babel pada tahun 2023 diperkirakan sekitar 15,41 hektar, dengan total produksi padi pada tahun 2023 diperkirakan 65,50 ribu ton gabah kering giling, di mana ini mengalami peningkatan sebanyak 6,64 persen dibandingkan produksi padi di tahun 2022.
"Saat ini kita sedang menggalakkan kepada para petani supaya dapat melakukan beragam inovasi dalam mengelola pertanian serta melakukan alih fungsi lahan dalam pemanfaatan lahan yang ada, agar berhasil menghadapi tantangan saat ini," katanya.
Ia berharap agar masyarakat dapat memanfaatkan potensi pertanian dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat serta mencukupi kesediaan dengan mengalihfungsikan lahan dari pertambangan ke pertanian.