Jakarta (ANTARA) - Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menyusun strategi nasional (stranas) literasi ekonomi dan keuangan syariah melalui dorongan sinergi kementerian/lembaga (K/L).
Kami memetakan rencana program setiap kementerian/lembaga dalam dua tahun ke depan agar bisa diselaraskan. Jadi, kami mau mengintegrasikan semua untuk diharmoniskan, kata Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat saat diskusi media di Belitung, Bangka Belitung, Senin.
Emir menjelaskan strategi tersebut bertujuan untuk mengatasi persoalan literasi yang bersumber dari tidak selarasnya program-program yang sudah ada. Pasalnya, kebanyakan institusi menjalankan program literasi masing-masing, sehingga sebaran target literasi tidak terdistribusi dengan baik.
Hal itu yang melandasi KNEKS berdiskusi dengan biro perencanaan setiap K/L, baik 16 anggota maupun non-anggota. Dengan memetakan rencana setiap K/L dalam dua tahun ke depan, KNEKS berencana untuk mengoptimalkan program literasi dari K/L.
Inisiatif penyusunan stranas, lanjut Emir, bermula dari arahan Wakil Presiden RI Maruf Amin yang meminta tingkat literasi ekonomi syariah di Indonesia dapat mencapai 50 persen pada 2025.
Sementara survei Bank Indonesia (BI) pada 2022 menyatakan indeks literasi ekonomi syariah nasional berada pada level 23,3 persen.
Targetnya 50 persen pada 2025 akhir. Itu memang suatu arahan yang sangat berat, tapi kami usahakan semaksimal mungkin, ujar Emir.
KNEKS menargetkan stranas dapat disahkan dan diimplementasikan sebelum pergantian presiden tahun depan, sehingga strategi tersebut dapat diterapkan oleh seluruh K/L meski terjadi pergantian pemerintahan.
Harapan kami ini bukan hanya strategi yang cepat dan tidak ada yang menjalani. Kami berharap strategi ini bisa digunakan oleh seluruh kementerian/lembaga, tutur dia.
Diketahui, Wakil Presiden RI Maruf Amin menargetkan literasi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia dapat mencapai 50 persen.
Menurut Maruf, saat ini tingkat literasi ekonomi dan keuangan syariah yang sebesar 23,3 persen belum ideal. Padahal, ekonomi dan keuangan syariah Indonesia hingga saat ini telah banyak menorehkan prestasi internasional.
Saya kerap sampaikan bahwa kontribusi ekonomi syariah dan keuangan syariah terhadap ekonomi nasional mesti terus ditingkatkan. Setidaknya mesti fokus menyasar dua faktor kunci, yakni literasi dan pangsa pasar, kata Wapres.