Jakarta (ANTARA) -
Prabowo saat sesi menyebut kritik Anies terkait itu tidak berbasis data.
"Saya klarifikasi data meleset bukan 320 hektare, tetapi 340.000 hektare (luas lumbung pangan, red.),” kata Anies saat sesi debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam.
"Itu pun salah," kata Prabowo langsung menyanggah Anies.
Momen itu, yang terjadi pada waktu Anies menjawab pertanyaan panelis, pun langsung ditengahi oleh moderator.
"Pak Prabowo, Mas Anies, Pak Prabowo maaf, (hadirin) harap tenang," kata moderator kepada para capres dan tim sukses masing-masing pasangan calon yang memenuhi lokasi debat di Istora Senayan.
Baca juga: Debat ketiga, Prabowo sebut akan jalankan politik tetangga baik
Aksi saling bantah dan klarifikasi itu terjadi setelah Anies Baswedan mengkritik kebijakan lumbung pangan Prabowo, yang saat ini aktif sebagai menteri pertahanan RI. Anies menyebut kebijakan lumbung pangan itu merusak lingkungan dan tidak menghasilkan.
"Ini harus diubah, kami akan memulai dengan kepemimpinan yang menjunjung tinggi etika dan data," kata Anies saat menyampaikan visi dan misinya pada sesi pertama debat.
Debat ketiga Pilpres 2024, yang merupakan kelanjutan debat pertama pada 12 Desember 2023 dan debat kedua pada 22 Desember 2023, mengangkat isu-isu pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan tiga pasangan capres-cawapres sebagai peserta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (pasangan calon nomor urut 1), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (pasangan calon nomor urut 2), dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md (pasangan calon nomor urut 3).
Baca juga: Debat ketiga, Prabowo tegaskan kemampuan SDM jadi inti untuk tangkal ancaman siber
Beberapa pakar dan praktisi pertahanan diundang oleh KPU RI sebagai panelis debat malam ini, di antaranya Prof. Angel Damayanti (Guru Besar Bidang Keamanan Internasional Universitas Kristen Indonesia), Curie Maharani Savitri (Ahli Kajian Industri Pertahanan dan Alih Teknologi Universitas Bina Nusantara), Prof. Evi Fitriani (Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia), Prof. Hikmahanto Juwana (Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia).
Berikutnya I Made Andi Arsana (Ahli Aspek Geospasial Hukum Laut Universitas Gadjah Mada), Ian Montratama (Ahli Keamanan dan Pertahanan Universitas Pertamina), Irine Hiraswari Gayatri (Peneliti Pusat Riset Politik BRIN), Kusnanto Anggoro (Pakar Keamanan Universitas Pertahanan), Laksamana TNI (Purn.) Prof. Marsetio (Kepala Staf TNI Angkatan Laut Periode 2012—2014), Philips J. Vermonte (Peneliti Senior CSIS), dan Prof. Widya Setiabudi Sumadinata (Guru Besar Bidang Keamanan Global Universitas Padjajaran).
Baca juga: Prabowo: Kita bertekad harus punya pertahanan kuat