Koba, Babel, (ANTARA) - Nilai investasi di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 2023 mencapai Rp3,1 triliun atau naik sebesar Rp1,7 triliun jika dibandingkan dengan nilai investasi pada 2022 senilai Rp1,4 triliun.
"Kenaikannya cukup signifikan karena ada beberapa perusahaan baru yang mulai beroperasi, terutama di sektor perkebunan kelapa sawit," kata Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bangka Selatan Kartika Sari di Toboali, Senin.
Beberapa usaha yang berkembang dan berinvestasi di Bangka Selatan yaitu sebanyak 347 bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, 318 pedagang eceran, 276 warung makan, 272 industri kerupuk dan 150 industri kue basah.
"Sepanjang 2023 kita juga sudah menerbitkan sebanyak 3.205 nomor induk berusaha (NIB)," ujarnya.
Peningkatan penerbitan NIB karena masyarakat sudah mulai paham dengan pentingnya NIB ini dan juga didorong dengan adanya program Aik Bakung yaitu pelayanan terpadu yang digeser ke sejumlah desa.
"Harapan kami pada 2024 penerbitan NIB semakin meningkat, karena ini sesuai dengan instruksi presiden agar tiap daerah mempermudah perizinan bagi yang berminat berinvestasi, tetapi tetap melakukan pengawasan yang ketat," ujarnya.
Ia mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir ini Bangka Selatan menggencarkan promosi daerah melalui berbagai kegiatan sekala nasional, dengan harapan dapat menarik para pelaku investasi nasional maupun internasional.
Bangka Selatan juga membuka peluang investasi secara besar-besaran di sektor pariwisata, pertanian, perikanan dan industri yang memang menjadi sektor potensial.
"Kami membuka peluang yang sebesar besarnya untuk investasi dan tentunya pemerintah akan mempermudah segala bentuk perizinan serta menjamin kenyamanan, keamanan dan kepastian berinvestasi," ujarnya.