Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kedokteran jiwa dari Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Jakarta, dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ mengingatkan agar masyarakat mewaspadai masalah kesehatan kerja di tempat kerja agar tak mengganggu produktivitas.
"Mungkin seseorang tidak ada diagnosis gangguan mental, tapi, sebenarnya sedang tidak sehat secara mental. Ada yang seperti itu, jadi harus diwaspadai," kata Zulvia dalam webinar "Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja" yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Zulvia menjelaskan gejala gangguan mental yang dialami seseorang terkait pekerjaan umumnya meliputi sulit tidur, stres akibat tekanan pekerjaan, kehilangan motivasi untuk memulai pekerjaan, hingga interaksi dengan keluarga berkurang lantaran banyaknya pekerjaan. Menurut dia, gejala-gejala tersebut berdampak pada tingkat produktivitas yang semakin menurun.
Gejala gangguan mental dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain tuntutan pekerjaan yang tinggi, budaya organisasi yang tidak kondusif, budaya perundungan, hingga pelecehan menyebabkan seseorang merasa tertekan dan mengalami stres. Tidak hanya itu, jam kerja yang terlalu panjang juga menyebabkan seseorang mengalami kelelahan dan berakibat pada kesehatan mental.
"Harus siap setiap saat padahal lagi di rumah, lagi cuti, lagi liburan, tapi, masih mengurus pekerjaan. Ini yang membuat pekerja merasa tertekan, jadi, tidak sehat secara mental," kata Zulvia.
Sang dokter menyarankan seseorang yang merasa mengalami stres pekerjaan disarankan untuk melakukan sedikit hal yang berbeda saat berada di lingkungan kerja dengan tujuan agar dia merasa nyaman.
Apabila cara itu kurang efektif, pekerja disarankan untuk cuti untuk menyegarkan pikiran sehingga siap bekerja kembali pada waktunya.
"Ambil rute beda ke tempat kerja, atau naik moda transportasi yang berbeda. Bisa juga dengan membuat lingkungan kerja semakin ceria lewat musik atau menghias tempat kerja," kata dia.
Cara terakhir untuk mengatasi gangguan mental adalah berkonsultasi dengan psikolog agar dapat ditangani secara tepat.
"Mungkin ingin cerita, mengeluarkan unek-unek supaya lebih lega. Mungkin cara ini membantu seseorang lebih bijaksana dalam mengambil keputusan di tempat kerja," ujar dia.
Berita Terkait
Psikiater bagikan teknik distraksi untuk kendalikan emosi
8 Mei 2024 22:10
Kesadaran tentang depresi jadi bantuan pertama yang penting
12 Desember 2022 11:01
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia momen edukasi kesehatan mental
10 Oktober 2022 11:42
Psikiater: jangan komunikasi dengan pasangan saat emosi sedang tidak baik
6 Oktober 2022 13:34
Polisi melibatkan psikiater untuk Periksa kejiwaan pengendara mobil yang menabrak anggota Satpol PP
24 September 2020 11:21
Psikiater: penganiaya pimpinan ponpes Al-Hidayah berperilaku menyimpang
30 Januari 2018 05:26
Polisi Siapkan Psikiater Bagi Keluarga Korban Kebakaran
27 Oktober 2017 15:30
Psikiater: Kecil Kemungkinan Jessica Membunuh Mirna
16 September 2016 00:02