Limapuluh Kota (Antara Babel) - Pacu itiak yang merupakan kejuaraan balap itik satu-satunya di Indonesia mengawali balapan etape dua Tour de Singkarak 2016 dari Lembah Harau, Limapuluh Kota, menuju Istano Basa Pagaruyung, Tanah Datar, Minggu.
Kegiatan yang sudah agenda resmi ternyata mendapatkan sambutan positif dari pebalap baik asing maupun lokal.
Mereka cukup antusias melihat meski pelaksanaan pacu itiak tidak berlangsung lama. Bahkan, beberapa pebalap serius bertanya soal itiknya.
"Itiknya beda ya? Bulunya juga bagus. Apa butuh perawatan khusus sebelum balap," kata pebalap United Bike Kencana Budi Santoso sebelum start di Lembah Harau.
Pebalap yang saat ini ber-KTP Kota Batu Jawa Timur ini bahkan sempat memegang itik yang digunakan untuk pacu itiak. Dan memang benar. Itik yang digunakan balap sangat terawat bahkan bulunya cukup bersih.
Sebelum digunakan untuk balap, kata salah seorang pemilik Itik, memang harus disiapkan sejak satu malam sebelumnya. Begitu dengan dengan urusan makan. Itik yang akan digunakan pada pagi hari hanya diberi makan pada malam hari.
Selain itu, pemilihan itik balap juga tidak sembarangan karena harus dilihat sejak masih anak. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi diantaranya jumlah bulu di sayap termasuk posisinya.
Sementara itu, pebalap yang turun di Tour de Singkarak 2016 sudah berkurang sekitar delapan pebalap dari jumlah sebelumnya 110 orang yang memperkuat 19 tim baik tim kontinental maupun lokal.
Pebalap ini akan menyelesaikan lintasan balap sejauh 1.074 km yang terbagi atas enam etape. Selain untuk prestasi, balapan yang didukung penuh Kementerian Pariwisata ini juga untuk media mengenalkan wisata di Sumatera Barat.