Pangkalpinang (ANTARA) - Pendidikan merupakan hal utama untuk menjadikan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu negara menjadi berkualitas dan bisa melanjutkan pembangunan yang berkelanjutan. SDM yang berkualitas merupakan investasi bagi keberlangsungan suatu negara. Mewujudkan Indonesia Sentris juga harus memperhatikan sektor pendidikan, karena untuk pemerataan pembangunan juga diperlukan pemerataan pendidikan bagi seluruh warga negara termasuk di Kepulauan Bangka Belitung.
Sejak empat tahun terakhir, persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi Negeri Serumpun Sebalai ini masih berada di bawah angka 20 persen, sementara provinsi lainnya di Indonesia berada di angka lebih dari 20 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa hanya sebagian kecil saja remaja lulus SMA/MA/SMK/Sederajat yang melanjutkan pendidikannya ke level perguruan tinggi, baik itu di kampus dalam daerah maupun luar daerah. Dalam empat tahun terakhir, APK Perguruan Tinggi Kepulauan Bangka Belitung yakni 14,73 persen (2020), 15,23 persen (2021), dan 14,85 persen (2022), 18,19 persen (2023).
Namun saat ini, dengan gambaran APK Pendidikan Tinggi Kepulauan Bangka Belitung yang berada di bawah 20 persen. Dari hasil survei yang dilakukan BPS pada September 2021, beberapa alasan utama penduduk 19-23 tahun di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak melanjutkan pendidikan yaitu bekerja/mencari nafkah (37,34 persen), merasa pendidikan cukup (18,02 persen), menikah (17,34 persen), tidak ada biaya (16,54 persen) dan alasan lainnya (10,75 persen).
Jika ditilik dari struktur perekonomian Kepulauan Bangka Belitung yang ditopang oleh sektor Primer (sektor pertambangan dan penggalian) dan Sektor Sekunder (sektor industri pengolahan), alasan kurang mampu secara ekonomi tentu tidak sesuai dengan kondisi yang ada. Untuk itu, pemahaman pentingnya menempuh pendidikan tinggi menjadi tanggung jawab kita bersama, terutama orang tua dalam memberikan pemahaman, motivasi, dan fasilitasi bagi anak untuk melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi.
Pemahaman akan pentingnya pendidikan tinggi di kalangan siswa maupun orang tua menjadi hal penting yang harus diupayakan oleh semua pihak saat ini. Manfaat pendidikan tinggi tidak hanya untuk diri pribadi saja, namun juga memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,bangsa dan negara. Dengan pendidikan tinggi, literasi, pemahaman, kemampuan untuk berinovasi semakin meningkat. Sehingga menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, berpikiran maju dan terbuka, serta berdaya saing.
Tak hanya itu, melalui pendidikan tinggi, bukan hanya mendapatkan gelar, tetapi juga memperoleh pengetahuan, mengasah skill, meningkatkan kualitas hidup, memiliki akses untuk memperoleh pekerjaan yang berkualitas dengan penghasilan yang lebih tinggi, dan mampu menjadi agen perubahan yang bisa memberikan edukasi dan motivasi kepada lingkungan sekitar untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi.
Di Kepulauan Bangka Belitung sendiri, pemahaman seperti ini masih belum meluas, sehingga banyak orang tua yang kurang memberikan fasilitasi dan motivasi bagi anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Banyak orang tua yang membiarkan anaknya untuk bekerja, bahkan menikah usai menempuh pendidikan SMK/SMA/MA/Sederajat.
Beberapa orang tua berpendapat bahwa pendidikan tinggi tidak diperlukan, apalagi untuk anak perempuan yang nantinya hanya akan menjadi ibu rumah tangga dan mengasuh anak. Padahal peran orang tua cukup signifikan dalam pengambilan keputusan bagi anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Untuk itu, penting sekali bagi orang tua agar mengubah pola pikir atau mindset terhadap pentingnya pendidikan tinggi ini.
Angka perkawinan anak yang cukup tinggi di Kepulauan Bangka Belitung juga menjadi penentu. Pilihan menikah usai tamat SMA/SMK/Sederajat dianggap hal yang wajar, padahal untuk menjadi orang tua memerlukan bekal pemahaman dan pendidikan termasuk kesiapan untuk menjadi orang tua agar bisa memberikan gizi yang maksimal sehingga anak yang lahir tidak menjadi stunting.
Disini peran penting bagi remaja untuk memahami hal ini agar tak menikah di usia muda, memahami pentingnya menempuh pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi agar bisa menjadi calon orang tua yang matang secara emosional, secara ekonomi, dan matang secara intelektualitas, sehingga mampu menjadi orang tua yang bisa mencetak generasi yang berkualitas.
Di samping itu, sebagai Gen-Z yang memasuki era digital saat ini perlu memahami tentang kecakapan digital atau literasi digital agar paham tentang pentingnya pendidikan tinggi. Pemahaman akan literasi digital atau cakap digital memberikan kemudahan dalam mengakses berbagai informasi terkait pentingnya pendidikan, perkembangan dunia pendidikan di daerah lain, bahkan negara lain yang semakin pesat. Dengan demikian, melalui Babel semakin cakap digital, pemahaman pentingnya pendidikan tinggi akan semakin meluas, dan diharapkan akan meningkatkan minat para siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Dengan begitu, pemerataan pendidikan dalam konsep Indonesia Sentris akan terwujud. Pemerataan pendidikan bagi seluruh warga negara, hingga ke pelosok desa bisa dirasakan. Semoga semua pihak bisa mengambil peran penting dalam meningkatkan minat remaja untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi, terutama orang tua dan remaja itu sendiri.
*) Lisia Ayu adalah Staf Humas Diskominfo Babel