Sungailiat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), memaksimalkan Gerakan Jumat Bersih untuk mencegah penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang angkanya hingga sekarang tercatat 188 kasus.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Boy Yandra di Sungailiat, Kamis, mengatakan Gerakan Jumat Bersih sebagai langkah antisipasi dini yang cukup efektif mencegah penyebaran nyamuk Aedes aegypti, yang angkanya mencapai 188 kasus atau lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya 77 kasus.
Gerakan Jumat Bersih, terutama masyarakat yang berada di daerah rawan penyebaran DBD, kata dia, harus melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang optimal seperti, menguras bak mandi rutin seminggu sekali, menimbun barang bekas, menutup tempat penampungan air, menggunakan kelambu saat tidur, tidak menggantungkan baju dalam rumah, menabur serbuk Abate, menggunakan krim anti anti gigitan nyamuk, dan melakukan fogging atau 8 M.
"Ratusan kasus DBD yang menyebar di sejumlah tempat itu telah mengakibatkan lima orang yang terinfeksi penyakit DBD meninggal dunia," jelas Boy Yandra yang juga Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Bangka.
Menurutnya, angka kematian yang disebabkan DBD terjadi peningkatan jumlah dibanding sebelumnya yang hanya empat orang meninggal dunia.
Pencegahan penyebaran DBD, kata Boy Yandra, tidak hanya diberlakukan di lingkungan masyarakat, namun juga di lingkungan sekolah dan komponen masyarakat yang lain.
"Guru dan siswa di lembaga sekolah dituntut ikut berperan aktif dalam pencegahan DBD. Seorang siswa akan menyampaikan laporan kepada guru di sekolah mengenai kondisi lingkungan di rumah masing-masing secara berkala," ucapnya.
Menurut dia, seorang guru harus segera melapor ke puskesmas terdekat jika laporan dari siswa tersebut ada jentik DBD.
"Dengan komitmen bersama menjalankan Gerakan Jumat Bersih, saya optimis penyebaran DBD dapat dikendalikan," jelasnya.