Sungailiat, Bangka (ANTARA) - Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengenalkan pencegahan dini penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di tingkat pelajar menengah pertama.
Edukasi disampaikan Ketua HAKLI Kabupaten Bangka, Boy Yandra kepada ratusan pelajar SMP Negeri 2 Sungailiat saat masa pengenalan lingkungan sekolah.
"Siswa harus mengenal cara pencegahan DBD sehingga ancaman penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegpti di lingkungan rumah siswa dapat dicegah secepat mungkin," jelasnya.
Dengan dikenalkan pencegahan DBD, kata Boy Yandra, siswa akan diberdayakan menjadi juru pemantau jentik (Jumatik). Tugas Jumatik memberikan laporan berkala kepada guru yang membidangi usaha kesehatan sekolah (UKS) mengenai hasil pemantau lingkungan rumah masing - masing.
"Jika dalam laporan Jumatik itu ada potensi penyebaran DBD, guru tersebut harus segera melapor ke petugas kesehatan di puskesmas terdekat," kata dia.
Ia mengatakan, siswa yang baru masuk sekolah di SMP itu memperoleh pengenalan tentang ciri nyamuk DBD, cara pencegahan sampai ancaman gigitan nyamuk Aedes Aegpti yang dapat mengakibatkan kematian.
"Kami mengajarkan cara sederhana yang dapat dilakukan oleh siswa seusia SMP cara mencegah DBD di lingkungan rumah, yaitu dengan menguras bak mandi secara rutin minimal satu minggu sekali, mengubur barang bekas dan menggunakan kelambu saat tidur, penaburan abate di bak mandi," ujar Boy Yandra.
Siswa juga dikenalkan ciri-ciri orang yang terkena DBD seperti, demam mendadak tinggi hingga mencapai 40°C, terdapat bintik - bintik merah di tubuh serta ciri-ciri lain.
"Dengan pembekalan yang singkat mengenai pencegahan DBD, saya optimis siswa baru SMP N 2 Sungailiat sudah paham dan mudah-mudahan dapat diaplikasikan di lingkungan rumah masing-masing," katanya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, sampai tanggal hari ini (17/7) kasus DBD mencapai 217 kasus dengan lima pasien DBD meninggal dunia.